Langsung ke konten utama

MOTIVASI


BAB I
PENDAHULUAN
Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dlam mempengaruhi belajar siswa. Motivasi dapat diibaratkan sebagai bahan bakar mesin. Motivasi dapat menggerakkan dan membangkitkan semangat belajar siswa.
Di lingkungan sekitar kita, tidak jarang kita jumpai siswa-siswa yang berasal dari keluarga miskin tetapi memiliki prestasi yang membanggakan. Padahal mereka berada dalam kondisi ekonomi yang serba terbatas. Sebaliknya, banyak pula kita temui siswa berasal dari golongan eluarga kaya dan fasilitas serba ada tetapi memiliki prestasi belajar kurang baik.
Setelah diselidiki,ternyata siswa dari keluarga miskin tersebut mempunyai motivasi tinggi dalam bersekolah. Mereka rajin dan tekun belajar. Bahkan mereka masih sempat pula membantu pekerjaan orang tua mereka. Ada juga diantara mereka yang bekerja sendiri untuk membiaya sekolah mereka. Dengan motivasi belajar mereka yang tinggi , prestasi mereka di sekolah sangat memuaskan. Dalam diri mereka sudah tertanam motivasi untuk mendapatkan prestasi belajar setinggi mungkin. Karena dengan prestasi tersebut mereka berpeluang mendapatkan beasiswa dan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa dari keluarga kaya kadang terlena dengan fasilitas serba ada yang melekat pada diri mereka.     
Oleh karena melihat kenyataan diatas bahwa motivasi sangat berperan dalam belajar dan pembelajaran siswa maka kami mencoba mengangkat topik ini dalam pembahasan makalah kami.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian motivasi, jenis dan sumber motivasi serta peranannya dalam proses belajar dan pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi Motivasi

Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan  Sartain  dalam bukunya yang berjudul  Pschology Understanding Of Human Behaviour, motif adalah suatu pernyataan yang komplek di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.  Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” yaitu suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Dalam konteks pembelajaran, motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Teori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila dikaji menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologis yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku.
Apa saja yang diperbuat oleh manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung risiko, selalu ada motivasinya.
Juga dalam soal belajar, motivasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar.di sekolah sering sekali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan , suka membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil dalam memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Dalam hubungan ini perlu di ingat, bahwa nilai buruk pada suatu mata pelajaran tertentu bukan berarti bahwa anak itu bodoh terhadap mata pelajaran itu. Seringkali terjadi seorang anak malas terhadap suatu mata pelajaran, tetapi sangat giat dalam mata pelajaran yang lain.
Apakah motivator itu? Motivator adalah pesan-pesan dalam otak kita yang mengatakan, ‘pada dasarnya kamu baik-baik saja. Semuanya baik. Kita sedang melakkan yang terbaik. Kamu tidak akan berhenti karena…’. Keyakinan-keyakinan seperti itu berfungsi seperti sebuah system emosi kebal yang membuat moral kita tetap tinggi dan membuat kita tegar. Keyakinan  itu memberi kita dorongan  dan energi untuk melakukan hal-hal yang kita yakini, dan merupakan slogan-slogan mental yang mengatakan apa yang pentung dalam kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang paling dekat dengan kita. Para terapis menyebutnya ‘jangkar’ karena mereka menjangkar emosi dan energi yang anda perlukan untuk ide itu.   Kemampuan kita untuk menjaga keseimbangan antara frustasi dan kebahagiaan dalam hidup mungkin tergantung pada pertahanan alami ini melawan pikiran negatif dan keragu-raguan.2
Anda (guru) bisa melatih otak anda untuk masuk jalur lagi dengan mengingat tujuan yang telah anda tetapkan dan alasan-alasannya. Inilah yang dilakukan oleh motivator. Pikiran-pikiran seperti ‘Saya akan melakukan apa saja untuk anak(siswa) saya’, ‘Saya selalu menempatkan anak-anak(siswa) lebih dahulu’, ‘Saya menempatkan kebahagiaan mereka di daftar paling atas”, akan membuat anda tetap berusaha maju ketika spirit anda menurun. Selain diri anda, perlu juga motivator tentang diri siswa seperti,’mereka adalah anak-anak yang luar biasa’,’mereka pasti akan tunjukkan kepada semua’.
Ternyata memang ada motivator-motivator yang cocok untuk anda. Persoalannya adalah bagaimana menemukannya. Apa yang menjadi motivator untuk beberapa orang, dapat saja menciutkan semangat orang lain, tetapi pada umumnya, pesan-pesan yang pada dasarnya adalah untuk menghindari hal-hal buruk. Kunci untuk membangun hal-hal positif dalam mendidik anak (siswa) adalah menemulan motivator-motivator kuat yang bekerja untuk anda dan sering menggunakannya, merevisinya dan menemukan yang baru sambil           berjalan.



B.Jenis dan Sumber  Motivasi

Berdasarkan sumber penyebabnya,motivasi terdiri dari dua jenis :         
1. Motivasi       Intrinsik:
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak ingin belajar karena ingin mempeoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan Negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang    lain.
Ada juga yang menyebut motivasi ini dengan istilah motivasi internal yaitu dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Orang yang mempunyai motivasi internal biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengaruhi lingkungan eksternal,artinya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan tanpa putus asa walaupun memperoleh  hambatan atau rintangan dari lingkungan eksternal.
2. Motivasi       Ekstrinsik:
Jenis motifasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seorang anak mau belajar karena disuruh oeh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya.
Motivasi ekstrensik disebut juga motivasi sosial. Motivasi sosial dapat timbul pada anak-anak dari orang-orang lain disekitarnya,seperti dari guru,orang tua, tetangga,sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu, dan dari teman sepermainan dan sesekolahnya. Pada umumnya motivasi semacam ini  diterima secara tidak sengaja, dan mungkin pula tidak dengan disadari.
Dalam buku terjemahan yang berjudul “Succes Motivasion Institute” yang ditulis oleh Paul Mayer, motivasi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu :
1.  Faer Motivation (Motivasi Kekhawatiran)
Motivasi ini menyebabkan kita melakukan suatu kegiatan, yang disebabkan ketakutan akan konsekuensi atau akibat yang ditimbulkan jika tidak melakukannya. Kejadian tersebut mencakup segala hal kehidupan. Dalam kegiatan berorganisasi, motivasi kekhawatiran dilakukan para karyawan dalam hubungan dengan peraturan atau instruksi yang dikenakan kepadanya. Sehingga mereka pun melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, sebab apabila tidak denagn kesungguhan, mereka akan dikenakan hukuman skorsingatau mutasi  jabatan.
2.   Incentive Motivation (Motivasi       Insentif)
Motivasi ini mempunyai keterkaitan dengan keuntungan atau ganjaran, baik yang nyata maupun yang tidak nyatasebagai hasil suatu kegiatan. Contohnya; para karyawan akan bekerja dengan rajin/giat dikarenakan insentif dalam berbagai bentuk seperti pujian, kenaikangaji, promosi atau         honorarium.
Motivasi insentif juga merupakan mekanisme sebagai “penarik”, sedangkan motivasi kekhawatiran adalah mekanisme sebagai “pendorong”. Kedua jenis motivasi tersebut dapat dijumpai dalam organisasi, tetapi pelaksanaanya tergantung pada situasi.
3.   Attitude Motivation (Motifasi Sikap)
Pengertian mengenai motivasi sikap ini atau kata lainnya motivasi diri (self-motivation) didasari kepada pemahaman tentang sifat dan tabiat manusi. Setidaknya motivasi sikap mempunyai hubunhan dengan suatu perangkat tujuan yang ditetapkan oleh orang lain. Untuk itu perencanaan secara pribadi memegang peranan penting dalam mempengaruhi motivasi sikap.         

Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam rangkamenumbuhkan motivasi intrinsik.   
  1. Kompetisi (persaingan) : Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnyadan mengatasi prestasi orang lain.
  2. Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat) : Pada awal kegiatan belajar-mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK (Tujuan Instruksional Khusus) yang akn dicapainya sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
  3. Tujuan yang jelas : Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasidalam melakukan suatu   perbuatan.
  4. Kesempatan untuk sukses : Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
  5. Minat yang besar : Motif akan timbul jika individu mempunyai minat yang besar.
    Mengadakan penilaian atau tes : Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar apabila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi    siswa.
  6. Hadiah
    Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
  7. Pujian
    Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
  8. Hukuman
    Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
  9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
  10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran



C.Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran.      

Dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Motivasi belajar merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa akan menentukan apakah siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli. Tentu saja kedua kondisi yang berbeda ini akan menghasilkanhasil belajar yang berbeda pula. 
Di dalam ruang kelas guru dihadapkan dengan berbagai macam siswa. Guru terkadang merasa sulit untuk memotivasi siswa, disebabkan berbagai hambatan seperti: keterbatasan waktu, kebutuhan emosional setiap siswa yang perlu diperhatikan guru, tuntutan kualitas hasil kerja dari pimpinan (kepala sekolah) dan orang tua.     
Guru sering merasa harus berpacu dengan waktu untuk dapat menyelesaikan semua materi dalam silabus atau kurikulum yang digunakan, dengan akibat perhatian kepada siswa menjadi terbatas. Keinginan dan kesempatan untuk mengenal siswa secara pribadi menjadi berkurang. Sudah menjadi pendapat umum bahwa kurikulum yang diberlakukan di pendidikan dasar dan menengah sangat padat dan berat untuk diselesaikan oleh siswa dan guru, tetapi guru merasa tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik apabila tidak menyelesaikan kurikulum.
Berbagai kondisi tersebut menjadi sumber stress bagi guru sehingga tidak dapat menyelesaikanfungsinya sebagai motivator bagi   siswa. Tetapi guru perlu memahami bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas mempunyai pengaruh, baik positif maupun negatif, terhadap motivasi siswa. Cara guru menyajikan pelajaran, bagaiman kegiata belajar dikelola dikelas, cara guru berinteraksi dengan siswa, apakah guru memberikan kesempatan siswa untuk lebih mandiri, dan kesempatan untuk bekerjasendiri atau dalam kelompok,itu semua akan mempengaruhi motivasi      siswa.
Supaya proses belajar efektif diperlukan tingkat motivasi yang cukup kuat. Motivasi menunjukkan suatu keadaan bertenaga dalam diri siswa yang mengarahkan perilaku siswa untuk mencapai suatu tujuan, dengan kekuatan yang sebanding dengan kekuatan motivasi siswa. Intensitas motivasi yang terlalu rendah, memadai atau terlalu kuat akan mempengaruhi intensitas usaha. Apabila terlalu rendah, maka usaha menjadi minimal, siswa bersikap apatis, tidak acuh dan tidak bertanggung jawab. Perhatian dan konsentrasinyamudah terganggu oleh faktor dari luar. Motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
Dari berbagai penelitian mengenai motivasi belajar ditemulan kesimpulan sebagai berikut: :
1.Terdapat hubungan antara tingkat motivasi siswa dan hasil belajar, baik terhadap hasil belajar pada suatu waktu tertentu (Suciati,1990) maupun terhadap hasil belajar selanjutnya. Tingkat motivasi belajar cenderung berkorelasi positif dengan hasil belajar, artinya semakin kuat/tinggi tingkat motivasi belajar, semakin baik hasil belajar siswa. Demikian pula hasil belajar yang baik nampaknya juga berpengaruh terhadap hasil belajar   berikutnya.
2.Terdapat interaksi antara cara mengajar guru dengan motivasi siswa, yang selanjutnya berpengaruh pula pada hasil belajar. Cara guru mengajar yang menarik, menantang siswa berpikir dan berperan aktif akan mempengaruhi motivasi siswa secara positif. Sebaliknya, apabila guru tidak bersemangat, tidak kreatif dalam mengajar, atau bahkan cenderung membosankan, maka tingkat motivasi siswa akan menjadi rendah.
3.Guru dapat mengubah motivasi belajar siswa dengan pengertian guru dapat melakukan tindakan tertentu di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dari mengamati kegiatan anak, kita dapat melihat bahwa pada waktu masih kanak-kanak, seseorang cenderung melakukan kegiatan secara wajar karena dorongan intrinsik.





BAB III
ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TOPIK
 Topik ini mengangkat masalah motivasi yang tidak hanya dapat diterapkan oleh guru atau calon guru saja. Orang tua dan orang-orang yang tidak berprofesi sebagai seorang pengajar pun dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Topik motivasi dapat membangkitkan semangat dan mental  bagi semua orang yang membacanya. Topik ini diambil dari berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Mengenai motivasi itu sendiri adalah motivasi intrinsiklah yang patut kita tanamkan. Motivasi ini lebih penting dari motivasi ekstrinsik. Karena  perubahan haruslah dimulai dari keyakinan hati individu sendiri.
Topik ini juga terdapat beberapa hasil penelitian tentang motivasi belajar yang berkorelasi positif dengan hasil belajar dan pembelajaran siswa.
Kekurangan dalam topik ini adalah tidak adanya pengalaman langsung dari kami untuk melihat penerapan motivasi oleh guru di sekolah. Jadi, tulisan ini belum ada pembandingnya secara empiris dari kami. Walaupun demikian tulisan ini telah mencantumkan beberapa penelitian dari beberapa ahli sebagai bhan pembanding tulisan ini..






BAB IV
KESIMPULAN

Dalam konteks pembelajaran, motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Teori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila dikaji menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologis yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku.
Motivasi siswa dapat timbul atau bersumber dari individu siswa(motivasi intrinsik). Selain motivasi yang mereka miliki, guru,orang tua dan lingkungan mereka juga dapat membangkitkan motivasi mereka. Motivasi memang bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Akan tetapi motivasi dari diri siswa dan guru memiliki peranan penting dalam prestasi belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Motivasi belajar merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa akan menentukan apakah siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli. Tentu saja kedua kondisi yang berbeda ini akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda pula.




DAFTAR PUSTAKA
1.      Sumber dari buku :

Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : PT. Grasindo. 2004
Pantecost,David. Menjadi Orang Tua ADD. Jakarta : Dian Rakyat. 2004
Purwanto,Mingalim. Psikologi Pendidikan. Jakarta . 1990
Suciati. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Pusat Penerbitan UT. 2003
Suparno. Manajemen Kepribadian. Jakarta : Pilar Multisindo. 2004
Usman,Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. 1992

2.      Sumber dari Situs Internet :

http://gurupkn.wordpress.com/2008/04/25/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI BELAJAR

I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG                         Dalam setiap studi pendidikan dan penerapannya dilapangan, banyak ditemukan kendala dan berbagai macam permasalahan. Ditambah lagi pendidikan di indonesia menuntut peserta didik harus menguasai standar kopetensi yang telah ada. Banyak diantara mereka kesulitan dalam mencapai standar tersebut. Maka dari itu, dalam makala ini kami mencoba menelaah dan menganalisis pemasalahan permasalahan yang menjadi kendala bagi peserta didik, terutama kondisi belajar. Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. 1.2 TUJUAN                         Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana

SUMBER BELAJAR

   BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani :   Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Keadaan ini diperparah p

penilaian alternatif

     BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang             Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif. Dan lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam setiap bidang studi.             Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa adanya standar yang digunakan sebagai   norma, penilaian kurang berarti. Untuk menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan, alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang terkontrol.             Penilaian itu bukan pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment. Interpretasi selalu menunjuk adanya perbandingan. Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan hukuman yang bersifat umu