I
Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam setiap studi pendidikan dan penerapannya dilapangan, banyak ditemukan kendala dan berbagai macam permasalahan. Ditambah lagi pendidikan di indonesia menuntut peserta didik harus menguasai standar kopetensi yang telah ada. Banyak diantara mereka kesulitan dalam mencapai standar tersebut. Maka dari itu, dalam makala ini kami mencoba menelaah dan menganalisis pemasalahan permasalahan yang menjadi kendala bagi peserta didik, terutama kondisi belajar. Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.
1.2 TUJUAN
Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.
1.3 RUANG LINGKUP MATERI
Materi yang disajikan dalam makala ini adalah seputar kondisi belajar. Berbagai teori tentang kondisi belajar, faktor faktor yang mempengaruhi kondisi belajar, permasalahan yang ada didalam kondisi belajar, pemecahan solusi masalah yang ada, dan berbagai ilmu yang menyangkut kondisi belajar peserta didik.
II
Pembahasan
2.1 Pengertian Kondisi Belajar
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Definisi yang lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang mana terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Gagne dalam bukunya “condition of learning” (1977) menyatakan “The occurence of learning is inferred from a difference in human being’s performance before and after being placed in a learning situation”. Dengan kata lain ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempakan pada situasi tersebut.Kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru.
2.2 Kondisi Belajar Eksternal dan Internal
Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Bila pendidikan diibaratkan dengan sebuah pabrik,maka pabrik tersebut bila ingin menghasilkan produk yang berkualitas dimulainya dengan memasok bahan baku yang berkualitas pula,dengan alasan semakin baik bahan bakunya akan semakin baik pula kualitas output-nya. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.
Menurut Robert. M. Gagner, ada dua kondisi belajar siswa, pertama, kondisi belajar internal, Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru dengan kata lain berarti kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang ditimbulkan oleh mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis, fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu kondisi belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal ini adalah lingkungan belajar siswa. Kondisi eksternal adalah peristiwa khusus dan unik yang memungkinkan belajar (Gagne, 1985), khususnya peristiwa yang mengandung stimulus yang ada di luar diri pembelajar seperti penjadwalan, pengurutan, dan organisasi penyajian
Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal.
Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal.
· Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa
1. Faktor Jasmani,meliputi faktor kesehatan,kebugaran tubuh,siswa yang badannya sehat akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang sakit.Begitu juga sangat berpengaruh kesempurnaan dan kelengkapan indra ( penglihatan,pendengaran,serta kelengakapan anggota fisik lainnya).
2. Faktor Psikolgis,diantaranya yang sangat berpengaruh adalah intelegensia,perhatian,minat,bakat,motif,kematangan,kesiapan,dan kelelahan.
· Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa
1. Keluarga
Di dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua,sikap orang tua di dalam keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.Sikap orang tua yang otoriter,demokratis sangat berpengaruh bagi perkembangan anak.Karena itu rumah tangga sangat berpengaruh bagi perkembangan pribadi anak.
2. Faktor sekolah
Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya di dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik meliputi guru,sarana,fasilitas,kurikulum,disiplin,lingkungan sekolah hubungan guru dengan siswa,hubungan sekolah dengan orang tua siswa,dan lain sebagainya.
§ Guru
Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam membantu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru juga harus bisa juga menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Guru juga harus bisa juga menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
§ Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat dibutuhkan.
§ Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengelolaan kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral.
§ Disiplin
Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap lingkungannya. Suatu keuntungan lain dari disiplin adalah peserta didik hidup dengan pembiasaan yang baik positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.
3. Faktor masyarakat
Karena peserta didik hidup berkecimpung di tengah - tengah masyarakat,maka lingkungan masyarakat sangat berpengaruh bagi peserta didik.
Berdasarkan pendapat Gagner diatas, maka kita dapat menyiasati kondisi belajar itu agar dapat berpengaruh positif pada siswa dan tidak menimbulkan kejenuhan, diantaranya melalui langkah –langkah berikut :
1. Pemberian motivasi
Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, ialah motivasi atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam peserta didik itu sendiri, misalnya ingin mendapat manfaat praktis dari pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti “mampu berbuat”. Motivasi ekstrinsik mengacu kepada faktor-faktor luar yang turut mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai dan membangkitkan minat.
2. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan dapat diciptakan oleh guru diantarnya menghindarkan suasana kaku, tegang apalagi menakutkan dalam belajar, menyisipkan humor-humor yang segar dan mendidik, tidak memberikan soal-soal yang terlalu sukar, dan lain-lain.
3. Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan
Lingkungan belajar yang menyenangkan dpat mempengaruhi sikap belajar siswa. Ciptakan suasana kelas yang nyaman, meja belajar dihiasi dengan sesuatu yang menyegarkan dan memberi semangat kepada siswa, dinding kelas ditempeli dengan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang mereka minati.
4. Mengadakan refreshing
Untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan penat dalam belajar, siswa diberikan suasana refreshing, caranya bisa dengan menyertakan musik dalam ruangan belajar, memberikan permainan-permainan simulasi-simulasi yang terkait dengan materi belajar. Pada saat-saat tertentu, ajak siswa belajar diluar kelas, seperti di taman, di lapangan dan lain sebagainya.
2.3 Kondisi untuk Belajar Keterampilan Intelektual,Strategi
Kondisi belajar merupakan stimuli yang datang dari luar diri mahasiswa/ siswa. Kondisi ini merupakan masukan yang dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah laku sebagai akibat dari belajar. Menurut Gagne (1985) tingkah laku hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam :
a) Ketrampilan Intelektual,
b) Strategi Kognitif,
c) Informasi Verbal,
d) Ketrampilan Motorik,
e) Sikap.
Kelima tingkah laku hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut :
a).Ketrampilan intelektual
a).Ketrampilan intelektual
Merupakan hasil pendidikan formal, kemampuan dalam mentransformasikan simbol tertulis menjadi kata yang diucapkan, merubah pernyataan menjadi pertanyaan, konsep dalam memecahkan masalah, dsb.
Kondisi internal yang perlu dimiliki mahasiswa/siswa untuk mempelajari ketrampilan intelektual adalah penguasaan ketrampilan yang lebih mudah sebelum ketrampilan berikutnya, dan adanya proses yang dapat dipakai untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari.Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi dosen/guru dalam mengajar ketrampilan intelektual adalah hubungan antara yang dipelajari dengan materi sebelumnya, pemberian penguatan (renforcement), informasi secara verbal atau demonstrasi, pemberitahuan tenjang tujuan yang harus dicapai, dan pemberian ulangan-ulangan.
b)Strategi Kognitif
Merupakan kemampuan internal mahasiswa/siswa sebagai panduan dalam berpikir, belajar,memecahkan masalah yang baru sama sekali. Strategi kognitif merupakan tujuan utama pendidikan. Seorang mahasiswa/ siswa tidak hanya pandai memecahkan masalah tetapi juga mampu berpikir mandiri dan membuat keputusan berdasarkan apa yang telah dipelajari.Kondisi internal yang perlu dimiliki mahasiswa/siswa untuk belajar strategi kognitif adalah mempunyai ketrampilan intelektual dalam memecahkan masalah, mempunyai dasar dalam memecahkan masalah.Kondisi eksternal yang diperlukan adalah mahasiswa/siswa perlu dihadapkan pada situasi yang sama sekali baru, mahasiswa perlu diberi kesempatan untuk berpikir.
c).Informasi Verbal
Merupakan suatu komponen prasarat dalam usaha mempelajari kemampuan-kemampuan yang lain. Informasi verbal dapat dipelajari dalam bentuk oral maupun tertulis dan berkisar dari yang paling sederhana ke pengetahuan yang sangat kompleks.
Kondisi internal harus dipunyai mahasiswa/siswa adalah informasi yang telah dipunyai sebelumnya yang dapat ditransfer ke dalam situasi baru, pemahaman tentang arti kata-kata atau istilah, struktur kognitif yang sudah dipelajari sebelumnya.
Kondisi eksternal yang perlu diberikan dosen/guru adalah ringkasan pelajaran dalam bentuk berarti dan dapat menstimulasi struktur kognitif mahasiswa/siswa, tujuan belajar yang harus dicapai, meningkatkan/ mempertajam perbedaan-perbedaan, 4) mengadakan pegulangan.
Kondisi internal harus dipunyai mahasiswa/siswa adalah informasi yang telah dipunyai sebelumnya yang dapat ditransfer ke dalam situasi baru, pemahaman tentang arti kata-kata atau istilah, struktur kognitif yang sudah dipelajari sebelumnya.
Kondisi eksternal yang perlu diberikan dosen/guru adalah ringkasan pelajaran dalam bentuk berarti dan dapat menstimulasi struktur kognitif mahasiswa/siswa, tujuan belajar yang harus dicapai, meningkatkan/ mempertajam perbedaan-perbedaan, 4) mengadakan pegulangan.
d)Ketrampilan Motorik
Merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan gerakan otot dan pada umumnya merupakan salah satu tujuan utama pengajaran. Menurut Fitts (1968) tahap-tahap ketrampilan motorik adalah:
1) Kognitif; dengan tekanan kepada belajar mengenal petunjuk-petunjuk
2) Fiksasi; mulai mempelajari pola tingkah laku atau respons yang dikehendak
3) Otonomi; kegiatan dilakukan secara otomatis dan ditandai dengan peningkatan kecepatan dan daya tahan terhadap ketegangan, kecemasan, atau gangguan dari kegiatan-kegiatan lain.
Kondisi internal yang perlu dimiliki mahasiswa/siswa dalam belajar ketrampilan motorik adalah kemampuan untuk mengulang kembali ketrampilan yang sederhana, kemampuan mengingat kembali pelaksanaan tingkah laku yang bersifat rutin.Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi dosen/guru adalah pemberian instruksi secara verbal penggunaan gambar baik gambar diam maupun gerak, pemberian demonstrasi, pemberian kesempatan pada mahasiswa/siswa untuk latihan atau praktek, pemberian umpan balik.
e).Sikap
Keadaan internal seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya terhadap suatu objek atau kejadian disekitarnya.
Komponen sikap adalah
1) kognitif, seseorang memerlukan konsistensi dalam tingkah lakunya;
2) efektif, berupa positip atau negatip;
3) tingkah laku, ditentukan oleh situasi pada suatu saat tertentu
Kondisi internal yang harus dimiliki mahasiswa dalam mempelajari sikap adalah pengetahuan atau ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik, rasa kagum atau respek terhadap orang yang mempunyai sikap positif
Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi dosen/guru adalah pengalaman emosional dalam melakukan sesuatu yang harus dipelajari, model tentang apa yang harus dipelajari, penguatan setiap kali mahasiswa/ siswa menunjukkan sikap yang diinginkan.
Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi dosen/guru adalah pengalaman emosional dalam melakukan sesuatu yang harus dipelajari, model tentang apa yang harus dipelajari, penguatan setiap kali mahasiswa/ siswa menunjukkan sikap yang diinginkan.
III
Analisis Kelebihan dan Kekurangan Topik
· Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai
· Kondisi belajar eksternal memberi banyak pengaruh dalam kelangsungan proses belajar.Bila kondisi internal sudah baik,namun kondisi eksternal tidak baik maka proses belajar akan terganggu.Pada kondisi internal peserta didik telah siap menerima pelajaran namun tidak pada kondisi internal.Demikian pula sebaliknya.
· Ada cara untuk menyiasati kondisi belajar itu agar dapat berpengaruh positif pada siswa dan tidak menimbulkan kejenuhan, diantaranya melalui langkah –langkah berikut :
§ Pemberian motivasi
Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar.Mata pelajaran yang menarik tidaklah sulit untuk diajarkan.Ketika mata pelajarannyatidak menarik,seringkali kegembiraan dalam kegiatan belajar aktif itu saja sudah dapat menyenangkan siswa dan memotivasi mereka untuk menguasai pelajaran yang paling menjenuhkan sekalipun.Disinilah letak kelebihan dari pemberian motivasi.Motivasi dapat membuat siswa manguasai peljaran sulit.
· Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Belajar tidak harus selalu serius.Belajar aktif juga bukan sekedar bersenang – senang,suasana belajar yang menyenangkan harus tetap dapat mendatangkan manfaat.
· Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan
· Mengadakan refreshing
Contoh langkah – langkah tersebut adalah cara yang dapat di lakukan guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik.Dari keempat langkah langkah tersebut tentu saja ada cara yang menyita waktu seperti mengadakan refreshing.Kegiatan ini akan menyita waktu apabila di lakukan di luar kelas.Namun ada banyak cara untuk menghindari terbuangnya waktu dengan sia sia.
IV
Kesimpulan
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Beberapa faktor juga mempengaruhi kondisi belajar, eksternal dan internal. Faktor tersebut harus diperhatikan scara seksama bila ingin tercipta kondisi belajar yang optimal.
Dengan kata lain, ilmu yang didapat atau informasi belajar yang diterima tegantung dari bagaimana kondisi belajarnya, maka dari itu kondisi belajar sangat penting dalam suatu aktivitas belajar.
V
Daftar Pustaka
Roestiyah.2008.Strategi belajar mengajar.Jakarta : Rineka Cipto
Putra,Haidar Prof.Dr.H.2004.Pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia.Medan : Prenada Media
Kartawidjaja,Omi Dra . 1988.Metoda mengajar geografi.Jakarta : Depdikbud
Silberman,L Melvin . 2006.Active Learning.Bandung : Nusamedia
Toeti Soekamto dan Urip Saripudin W., 1996. Teori Belajar Dan Model-Model Pembelajaran., Jakarta : Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Komentar
Posting Komentar