Langsung ke konten utama

KURIKULUM (Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Rencana Pembelajaran Pengajaran)


 
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

            Dewasa ini kehidupan manusia dengan cepat berubah dari waktu ke waktu. Demikian juga dengan kehidupan anak/generasi muda, yang bahkan kadang-kadang perubahan itu sangat kompleks. Kehidupan keluarga, termasuk anak-anak sekarang memberikan banyak kebebasan dan banyak dipengaruhi oleh faktor dari luar.Di lain pihak dengan kemajuan di bidang komunikasi (termasuk telekomunikasi tentunya), melalui film, TV, radio, surat kabar, telepon, computer, internet, d1l. anak-anak sekarang sudah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Ditambah lagi sekarang ini, kehidupan kita senantiasa dibayangi oleh perkembangan IPTEKS (baca: Ilmu, Teknologi dan Seni) dengan akselerasi laju yang luar biasa, yang menyebabkan terjadinya "ledakan informasi". Pertumbuhan pengetahuan pada tahun 80-an saja berjalan dengan kecepatan 13% per tahun. Ini berarti bahwa pengetahuan yang ada akan berkembang menjadi dua kali lipat hanya dalam tempo kira-kira 5,5 tahun. Akibatnya pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi "kadaluwarsa" hanya dalam tempo kira-kira 2,5 tahun.
            Dari gambaran di atas kiranya jelas bahwa dunia yang dihadapi peserta didik termasuk mahasiswa pada saat ini, sangat kompleks.Wajarlah jika secara periodik kurikulum senantiasa harus selalu ditinjau kembali, dan senantiasa ada pembaharuan di bidang kurikulum. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini tidaklah hanya untuk kepentingan memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen saja tetapi kami sangat peduli dengan perkembangan kurikulum khususnya yang ada di Indonesia serta peserta didik yang menjalankan kurikulum tersebut. Walaupun pergantian kurikulum yang setiap 10 tahun berubah ini menimbulkan berbagai polemik di masyarakat namun pada kenyataan perubahan ini dikarenakan untuk meperbaiki kondisi pendidikan di Negara yang menempati urutan ke-4 jumlah penduduk terbesah di dunia ini.
            Adapun pembuatan makalah ini, masih terdapat beberapa kesalahan-kesalahan dalam penulisannya maupun isi dari makalah ini. Olehkarena itu, kami sangat membutuhkan sumbangan pemikiran baik berupa saran maupun kritikan dari para pembaca demi menuju kesempurnaan makalah ini dan untuk pembelajaran lebih lanut lagi



BAB II
PERMASALAHAN

-         Apa pengertian dari Kurikulum ?
-         Uraikan apa saja prinsip pengembangan kurikulum ?
-         Uraikan apa saja yang terkait dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ?
-         Uraikan apa saja yang terkait dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
-         Uraikan apa saja yang terkait dengan Rancangan Pembelajaran Pendidikan ?















BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
            Secara etimologis, kurikulum merupakan terjemahan dari kata curriculum dalam bahasa Inggris yang berarti rencana pelajaran (Echols,1984). curriculum berasal dari kata “currere” yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat,merambat, tergesa-gesa,menjelajahi,menjalai, dan berusaha (Hasibuan,1979). Curriculum juga diartika sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start hingga finish. Dalam kamus Webster’s (1857),kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa untuk mendapatkan ijasah atau naik kelas.
            Menurut soedijarto, kurikulum adalah pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan untuk diatasi oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam suatu lembaga. Adapun menurut UUSP No. 20 Tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen pokok yaitu ; Tujuan, isi/materi, organisasi dan strategi/kegiatan belajar dan pembelajaran, dan evaluasi.
            Sehubungan dengan pengertian dasar kurikulum tersebut maka fungsi kurikulum difokuskan pada tiga aspek berikut :
1.      Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam dalam mengatur kegiatan sehari-hari.
2.      Fungsi kurikulum bagi tatanan tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja.
3.      Fungsi bagi, konsumen, yaitu sebagai keikuitsertaan dalam memperlancar pelaksaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi.



B. Prinsip Pengembangan Kurikulum

            Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya. Prinsi-prinsip yang biasa digunakandalam suatu pengembangan kurikulum menurut Sudirman S. antara lain :
1.      Prinsip Relevansi
            Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan bermasayarakat. Masalah relevansi ini dapat dikaji sekurang-kurangnya lewat tiga segi ; relevansi dengan lingkungan hidup para murid (bahan pendidikan harus sesuai dengan yang ada di lingkungan sekitar murid), relevansi dengan perkembangan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, dan relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan (kegiatan dan pengalaman belajar siswa hendaknya berorientasi dalam tuntutan dunia kerja).
2.      Prinsip Efektifitas
      Dalam kajian pendidikan, prinsip efektivitas dikaitkan dengan efektivitas guru mengajar dan efektivitas para murid belajar. Implikasinya dalam pengembangan kurikulum ialah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma.
3.      Prinsip Efesiensi
            Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu,tenaga,biaya dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu mewadahi dan sesuai harapa.
4.      Prinsip Fleksibilitas
            Fleksibilitas ini artinya lentur/tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian itu dimaksudkan kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi para murid dan kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi para guru.
5.      Prinsip kesinambungan.
            Implikasi ini mengusahakan agar antara berbagai tingkat dari jenis program saling berhubungan. Dalam tatanan bahan kurikulum yang dikaitkan atau saling menjalin.
6.      Prinsip Objektifitas
            Implikasi prinsip ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran ilmiah dengan menyampaikan penaruh-pengaruh emosional dan irasional
7.      Prinsip Demokrasi
            Implikasi ini ialah mengusahakan agar dalam penyelenggaraan pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokratis.
C .Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
            Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran'. Tidak hanya hewan saja yang mengalami metamorfosis, Kurikulum pun yang dikembangkan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami hal yang serupa. Dari kurikulum tahun1994, lalu di ubah lagi ke sistem KBK tahun 2004 dan dikembangkan lagi menjadi Kurikulum Tingkat satuan pendidikan yang digunakan pada tahun 2006/2007 sebagai penyempurna kuikulum sebelumnya.
            Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.(Wikipedia Indonesia)
            Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
            Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.
  1. dasar untuk mencapai kompetensi lulusan
  2. acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi
  3. berlaku secara. nasional dan internasional
  4. lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa mendatang
  5. kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan

  1. Berorientasi pada pencapaian hasil dan dampaknya (outcome oriented)
  2. Berbasis pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
  3. Bertolak dari Kompetensi Tamatan/ Lulusan
  4. Memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang berdfferensiasi
  5. Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh (holistik), serta
  6. Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (mastery learning).(Aal, Mb).

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
            Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
            Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
            Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
  • kerangka dasar dan struktur kurikulum,
  • beban belajar,
  • kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
  • kalender pendidikan.
            SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
            Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
            Mulyana (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan , hal tersebut adalah :1) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. 2) Sekolah dan Komite Sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka  dasar kurikulum dan standar kompetensi kelulusan , dibawah supervisi dinas pendidikan kabupaten /kota, departemen agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. 3) KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi denagn mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
            Sekelumit hal-hal yang terdapat di KTSP, yaitu ; - Komponen-komponen KTSP adalah: Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan Struktur dan muatan kurikulum (berisi mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, pengaturan beban pelajaran, kriteria ketuntasan belajar, ketentuan mengenai kenaikan kelas dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis lokal dan global). - Muatan kurikulum meliputi: mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kriteria ketuntasan belajar, ketentuan mengenai kenaikan kelas dan kelulusan, pendidik-an kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.Pengintegrasian antara dua atau lebih bidang kajian IPA (Fisika, Kimia, Biologi) secara tematik dalam satu pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu dapat dilakukan oleh guru tunggal atau team teaching. - Minimal satu bidang seni (seni rupa, seni musik, seni tari atau seni teater) - Pengembangan diri di  KTSP merupakan kegiatan diluar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
            Dari hal diatas sehingga KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah efektif,produktif, dan berprestasi. Dan juga KTSP ini adalah juga ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dekat pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Selain itu dalam kurikulum ini sekolah di tuntut memiliki full authority and responsibility dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan visi,misi dan tujuan satuan pendidikan. Dalam hal pengembangan kurikulum di KTSP dilakukan oleh guru, kepala sekolah,serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan.
E.Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan kurikulum

            Perubahan kurikulum secara garis besar dapat digolongkan dalam dua model kurikulum. Pertama, perubahan sebagian dalam kurikulum, kedua, perubahan total.
            Dikatakan perubahan sebagian karena adanya perubahan salah satu komponennya yang berbeda dengan kurilkulum sebelumnya, misalnya ; perubahan isi atau perubahan sistem penilaian. Adapun perubahan total terjadi apabila selurh sistem dan komponen kurikulum berbeda dengan kurikulum sebelumnya, misalnya ; KBK 2004 menjadi KTSP 2006. Ada beberapa faktor  penebab terjadinya perubahan kurikulum tersebut, yaitu karena : keluasaan dan pemerataan kesempatan belajar, upaya peningkatan mutu pendidikan,memperhatikan relevansi pendidikan,persoalan efektivitas dan efesiensi pendidikan, dan perubahan paradigma pendidikan.

F.RENCANA PEMBELAJARAN PENGAJARAN (RPP)

Pengertian RPP

• Perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran
• Rencana yang mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus
• Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut langkah-langkah tertentu agar
dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan
• RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
• Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
• Mendorong partisipasi aktif peserta didik
• Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses pembelajaran
• Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
• Keterkaitan dan keterpaduan
• Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Tujuan Dan Manfaat
• Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator
•Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek
• Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap
pengembangan individu siswa
• Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effec

Prinsip Penyusunan
• Spesifik
• Operasional
• Sistematis
• Jangka pendek (1-3 kali pertemuan)

Langkah-langkah Penyusunan RPP
• Mengisi kolom identitas
• Menentukan alokasi wajtu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
• Menetukan SK,KD dan Indikator yang akan digunakan ( terdapat pada silabus yang telah disusun)
• Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK,KD, dan Indikator yang telah ditentukan.
• Mengidentifikasi materi ajar berdasrkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat dalam silabus.
• Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
• Menentukan langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir
• Menentukan alat/bahan/sumber belajar
• Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll









Prosedur Penyusunan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibG7iwaP8n49MHZ_4nx-_CDbHOQnN060GNaWUdagJQPB4UGu5hmNEv32IaOJYs318AWeXUyHyFRinNtedpIP36dK9bU7d0Az0L_-K5DCuLZHi4ZAzzwg6KfV1gv8T9Cul1FSYtOlFY4563/s320/prosedur+membuat+rpp.png

Contoh RPP

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKnosFYQ0wM76gWURzgZd_UzuSCayX-1rYxY1lVd9PWfazht7OLQO5zAkmnhwmRQYW6QGP0BE0wVUURKMUoB5s2ZR8RS9-xqCfZ51FFGIRgRUG4B-g5hV5cykBdd962pIewYML8qci0pCe/s320/rpp.png
SK – KD – Indikator
• Tuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai. Tuliskan juga nomor kompetensi dasarnya (jika ada)
Materi Pembelajaran
• Tuliskan materi pembelajaran (beserta uraian singkat) yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator

Kegiatan Pembelajaran
• Tuliskan kegiatan pembelajaran berupa kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar, mencakup kegiatan tatap muka dan non tatap muka

Alat, Media, Sumber Rujukan
• Tuliskan berbagai alat dan media atau sumber belajar lain yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk pencapaian kompetensi dasar
• Tuliskan sumber bahan/rujukan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Gunakan cara penulisan yang sudah baku,tuliskan juga bagian/bab dan halamannya


Penilaian Pembelajaran
• Tuliskan prosedur, jenis, bentuk, dan alat/instrumen yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi dasar oleh siswa, serta tindak lanjut hasil penilaian, seperti: remedial, pengayaan, atau percepatan.
• Sesuaikan dengan teknik penilaian berbasis kelas, seperti: penilaian portofolio, hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper & pen test).

Rumusan Kegiatan Pembelajaran
• Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok kecil (4-5 orang) mendiskusikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan kereta api
• Siswa memperhatikan uraian guru tentang terjadinya peristiwa terjadinya kecelakaan kereta api
• Setiap mahasiswa mengamati proses lokomotif berjalan melalui penayangan slow motion media video
• Dengan bantuan peta Indonesia, siswa menunjukkan dan menandai daerah-daerah rawan kecelakaan kereta api. dsb.



Contoh Menentukan Materi Pembelajaran

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKjYD7VUYPt8TEc1ncP-4OcKfa2yrUO41SB98R_TvMKf9qec1wGw4Y7EkY_uZNVjS1oqqjgdd0VzXQ_qNtzNSZD4mknoiBmZn_RKgWLE1zjtlz1gmdvpVSgmdJPUEJy9vjfnMYb08g4Dhyphenhyphen/s320/contoh+materi+pembelajaran.png

Contoh rumusan Kegiatan Pembelajaran

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJmr1sWwd9W9v7Z8Za_dqRqYIPV1-AXHMy3Dof-UCI5VbE57LXJeY_NRdx4GeeOYYkLuiAib1N9xj4lcC5BDkDy_uxiybAFUld8FEAGOo7s_SinQp6ieTw7Iptb4GThd9nE320kIn7XLR4/s320/contoh+rumusan+kegitan+pem.png



Kelebihan topik :
-         Siswa lebih aktiv dalam belajar dan guru hanya sebagai fasilitator.
-         Kegiatan belajar menjadi lebih interaktif, dimana guru memberikan materi dasar, kemudian siswa mengembangkan sendiri.
-         Dapat memicu peserta didik untuk menjadi orang yang tangkas dan kritis dalam berfikir
-         Pekerjaan seorang guru menjadi tidak sulit, mengingat guru hanya fasilitator.

Kekurangan topik :
-         Siswa (sebagian) merasa terbebani karena mereka yang harus aktif bahkn hyper akibat kurikulum dalam topik ini.
-         Terjadi kesenjangan yang nyata antara siswa yang pandai.
-         Menciptakan suasana belajar mengajar menjadi agak sulit.
-         Tenaga pendidik (guru) menjadi kurang kompeten dalam bidangnya karena siswalah yang ditunjuk aktiv, terkadang membuat kreativitas berfikir guru kurang maksimal.







DAFTAR PUSTAKA

-         Mulyasa (2006), Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, Panduan praktis, Bandung :PT.Remaja Rosdakarya.
-         Nasution (1991),Pengembangan Kurikulum, Bandung :Alumni 1988
-         Nara Hartini, dkk,Bahan Ajar Teori Belajar Mengajar, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2007
-         www.wikipedia.org
-         www.ditpertains.net
-         www.slideboom.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI BELAJAR

I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG                         Dalam setiap studi pendidikan dan penerapannya dilapangan, banyak ditemukan kendala dan berbagai macam permasalahan. Ditambah lagi pendidikan di indonesia menuntut peserta didik harus menguasai standar kopetensi yang telah ada. Banyak diantara mereka kesulitan dalam mencapai standar tersebut. Maka dari itu, dalam makala ini kami mencoba menelaah dan menganalisis pemasalahan permasalahan yang menjadi kendala bagi peserta didik, terutama kondisi belajar. Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. 1.2 TUJUAN                         Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana

SUMBER BELAJAR

   BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani :   Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Keadaan ini diperparah p

penilaian alternatif

     BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang             Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif. Dan lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam setiap bidang studi.             Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa adanya standar yang digunakan sebagai   norma, penilaian kurang berarti. Untuk menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan, alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang terkontrol.             Penilaian itu bukan pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment. Interpretasi selalu menunjuk adanya perbandingan. Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan hukuman yang bersifat umu