Langsung ke konten utama

Family Backpaker Yogyakarta 2018, Day 3: Pantai Ngrenehan, Pantai Ngobaran, Pantai Pangandaran


Ya sudah hari terakhir di Yogya, sebenernya si aku pribadi merasa kurang cuma 3 hari aja, ditambah lagi jika mengingat harga tiket pesawat yang tinggi. Tapi klo untuk ibu dan ayah ini adalah trip yang paling lama mereka. Karena biasanya paling kita hanya menginap sehari aja. Di hari ke-3 ini pagi-pagi kita sudah rapikan semua barang bawaanya. Karena kita mau sekalian check out tapi tetap menitipkan barang-barangnya di penginapan nanti malam sekalian lewat ke bandara kita ambil barangnya.
Urusan barang sudah beres saatnya menjelajah pantai di daerah gunung kidul. Tapi sekalian jalan saatnya cari sarapan kenyang biar kuat menghadapi hari ini. Hahahaha …..  Untunglah ada warung soto pinggir jalan. Warungnya asik yang beli juga lumayan ramai. 1 porsi soto daging harganya 15K, rasanya juga enak, plus makan tempe goreng dan kerupuknya total kami makan ber-4 cukup 88K.
Aku sebenarnya sangat menikmati perjalanan ke Pantai Daerah Gunung Kidul ini, kanan kirinya pemandangan seru. Mulai dari hutan jati, rumah-rumah desa, tebing-tebing kapur. Tapi ga tau kaya klo naik kendaraan roda 4 rasanya kaya apa, karena memang perjalanannya agak meliuk-liuk si Ibu aja yang naik motor merasa puyeng tuh. Tapi untuk jalanannya oke banget udah aspal bagus semua.
Pantai terdekat pertama yang ku putuskan untuk datangi adalah Pantai Ngenehan, Ngobaran dan Nguyuhan. Untuk tiket masuk dikenakan 10K premotor, dan nanti di dalam bayar parkir motor lagi 3K.
Suka nih klo masuk tempat wisata langsung di kasih karcis seperti ini

Cuaca hari ini memang cerah sekali ditambah di pantai ini agak susah ya cari tempat berteduh yang kondisinya bisa sambil liat pantai. Pantai pertama yaitu Pantai Ngobaran kondisinya langsung berhadapan dengan samudera Hindia dan bertebing terjal. Jadi sangat tidak cocok untuk berenang-renang. Dan saya sekali disetiap spot yang bagus sudah ada instalasi-instalasi untuk berfoto. Dimana jika kamu mau berfoto disitu dikenakan carger sekitar 10K – 15K. Ya ampun klo zaman sekarang mah uang bisa abis untuk foto-foto ya. Macam kaya aku nih yang ga mau bayar klo Cuma buat berfoto aja (emang dasar pelit juga si) ya fotonya yang gratis-gratis aja jadi backroundnya seadanya. Tapi sejujurnya pemasangan instalasi untuk berfoto seperti ini sebenarnya mengganggu jadi fotonya seperti tidak alami gitu, tapi balik lagi lumayan untuk pemasukan masyarakat lokal. Untuk foto langsung jadi pun banyak disini, sudah dapat ukuran 10R tinggal tunggu beberapa menit.
Ku pribadi ga suka instalasi foto gini karena merusak suasana alaminya

liatin pantai & deburan ombak bikin hipnostis mau bengong-bengong


Banyak patung dewa-dewi, tapi ini memang masih dijadikan tempat sembahyang

Klo kuat naik turun tangga, kita bisa menyelusuri tebing-tebing seperti ini & lebih sepi suasanya

Oh iya di Pantai Ngobaran ini masih ada beberapa pura yang masih digunakan untuk upacara masyarakat sekitar. Dan ada patung-patung putih juga, lumayan untuk spot foto. Sebenernya pemandangannya bagus banget buat bengong-bengong sambil liat laut selatan dengan ombak yang kencang dan kapal-kapal laut yang terlihat kecil-kecil dari kejauhan.
Di pantai ini kami cuma jajan-jajan bakso cuanke, beli minuman dan menyelusuri pantai asal ilang keponya. Ternyata ada pantai satu lagi loh yang bisa untuk renang, yaitu Pantai Ngerenehan yang tinggal jalan kaki dari Pantai Ngobaran. Si gendut yang udah ga sabar mau main air langsung garcep menuju pantai. Dan ternyata pantai yang berentuk seperti teluk ini walaupun panjang pantainya sempit tapi indah banget sist. Pasirnya putih dan yang paling penting airnya jernih sampai terlihat kaki kita. Sayanganya karena pantai yang sempit jadi kami sudah tidak memiliki space penyewaan payung disini. Si ibu mulai BT dan nyuruh kita cepat-cepat angkat kaki. Aku dan gendut bodo amat mau tetep nyebur dulu ngerasain airnya walaupun cuma rasain sebentar aja.

Sepanjang pantai ini banyak penjual seafood goreng dan harganya murah meriah loh. Kami beli udang goreng tepung harganya 25K seperempat, udangnya besar-besar pula dan rasanya enak. Terus ada rumput laut goreng juga, nah klo ini rumput lautnya beda ama seperti nori-nori yang dijual di mini market ya. Yang lucu lagi qta beli peyek yang awal kira peyek rebon sama peyek kacang. Setelah kita cicip penjualnya baru bilang ternyata peyek yang kita makan adalah peyek undur-undur laut. Kaget … tapi it’s taste good.
Pantai Ngobaran dari ketinggian

Warna pasirnya cantik kan

Suka banget sama perpaduan warna langit dan lautnya

Niat dalam hati ingin menyelusuri Pantai Gunung Kidul lainnya, seperti Pantai Barong atau Indragiri. Apa daya mommy sudah uring-uringan dan bilang klo ujung-ujungnya pantai juga lebih baik ga usah dan sudah minta kembali ke bandara. Hello … ini masih siang uwer-uwer dan penerbangan kita itu baru pkl 21.30 ya kali mau di bandara berjam-jam. Win-win solutionnya adalah mari kita main ke Pantai Pangandaran. Sebenernya ini tidak ada dilist tapi yasudahlah ya daripada diem di bandara.
Alhamdulillah walaupun pantainya ramai, kita masih dapat sewaan payung dan tikar. Harga sewanya 50K/ 3 jam ya. Walaupun pantainya biasa aja tapi ramah untuk main-main ya. Klo ayah si kesini cuma ngopi, tidur terus bengong-bengong sama jagain tas. Yang main air cuma aku, gendut dan mommy, yang tiba-tiba sehat dan bahagia. Oke kita sengaja berlama-lama ya disini, jadi sampai sore banget, menjelang magrib kita baru meninggalkan Pangandaran. Wihh …. walaupun pantai-pantai Gunung Kidul sudah terkenal tapi Pangandaran tidak kehilangan pesonanya. Sampai kami pulang menjelang magrib pun masih banyak antrian mobil macet. Untunglah tadi kami masuk lewat jalur belakang jadi ga kena macet-macetan.
Mommy & Brother

Ga ngerti lagi kenapa gayanya harus pamer paha

Catch the sun

Sebelum menuju bandara jangan lupa ambil barang di penginapan, dan untuk makan malam pilihan kami balik lagi ke Bakso Idola. Bakso kesukaan kami selama di Yogya. Sebenernya agak bosan ya karena sering jajan bakso dan mie selama disini.  Keberangkatan masih lama si tapi pkl 20.00 kita sudah di bandara, Ga pa pa lah numpang ngcarger sekalian istirahat. Untuk kepulangan karena kita pakai L*on Air yang sudah ketebak pasti delay. Hampir 2 jam kami delay. Untungnya kita masih kedapetan Damri terakhir, walaupun cuma sampai Pasar Minggu. Dari Pasar Minggu kita lanjut pulang menggunakan Grab. Sampai rumah dengan selamat Pkl 03.00 dini hari. Demikianlah cerita backpacker family kami selama di Yogya 3 hari kemarin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI BELAJAR

I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG                         Dalam setiap studi pendidikan dan penerapannya dilapangan, banyak ditemukan kendala dan berbagai macam permasalahan. Ditambah lagi pendidikan di indonesia menuntut peserta didik harus menguasai standar kopetensi yang telah ada. Banyak diantara mereka kesulitan dalam mencapai standar tersebut. Maka dari itu, dalam makala ini kami mencoba menelaah dan menganalisis pemasalahan permasalahan yang menjadi kendala bagi peserta didik, terutama kondisi belajar. Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. 1.2 TUJUAN                         Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana

SUMBER BELAJAR

   BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani :   Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Keadaan ini diperparah p

penilaian alternatif

     BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang             Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif. Dan lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam setiap bidang studi.             Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa adanya standar yang digunakan sebagai   norma, penilaian kurang berarti. Untuk menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan, alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang terkontrol.             Penilaian itu bukan pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment. Interpretasi selalu menunjuk adanya perbandingan. Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan hukuman yang bersifat umu