Hari
ke-2, pagi-pagi sekali kami sudah rapi siap menjelajahi Yogya. Setelah
istirahat yang cukup, hari ini ibu dan ayah lebih semangat, apalagi mereka
sudah merasa lapar ingin cepat cari sarapan khas Yogya. Tujuan pertama kami
adalah Keraton Yogyakarta. Karena berangkatnya masih pagi maka jalanannya pun
masih lancar. Pkl 7 kurang kami sudah sampai, baru ada beberapa pengunjung saja
yang terlihat di parkiran. Tidak jauh dari parkiran sudah ada beberapa tukang
gudeg menjajakan dagangannya. Langsung lah kami sarapan gudeg pagi ini, biar
kuat menghadapi perjalanan jadi sarapannya langsung berat ya. Gudeng dengan
berbagai lauk mulai dari telor sampai ayam, harga pun relatif tergantung dari
menu lauknya.
Berhubung
memang kita yang datangnya kepagian sedangkan loket keratin baru buka Pkl 08.00
jadilah kita lihat-lihat penjaja merchandise khas Yogya. Dan harap bersabar
karena selama kita nunggu ini akan banyak sekali tukang becak yang menawarkan
jasanya untuk mengantar keliling beberapa museum lainnya yang ada disekitar
keraton. Awalnya dari harga yang Rp 40.000,00 sampai turun harga jadi Rp
20.000,00 tapi karena tidak tertarik ya, jadi ga mau.
Belum
sampai pkl 08.00 karcis keraton sudah buka, harga karcis yang seharusnya Rp
10.000,00/orang karena kami adalah pengunjung di awal-awal jadi didiskon hanya
Rp 5.000/orang. Jika ingin tau lebih dalam mengenai sejarah keraton ada
baikknya menggunakan tour guide, klo tidak salah harga tour guidenya Rp
50.000,00 deh.
Sebenernya
pernah kesini waktu study tour SMP, jadi ingetannya sama sekali tak tersisa
dulu waktu ke keratonnya ngapain aja. Keratonnya tidak terlalu besar. Kita bisa
lihat silsilah pemangku kekuasaan di Yogyakarta, pertama masuk pun kita bisa
langsung lihat beberapa mobil yang pernah digunakan sultan. Seragam para
prajurit kerajaan Mataram, gamelan, dan foto-foto sejarah lainnya.
|
Nasib klo ga bawa tongsis fotonya harus ganti-gantian |
Tidak
perlu lama kami mengexplore keraton, next destination seharunya ke pemandian
para anggota kerajaan dahulu yaitu Taman Sari. Secara lokasi ini kan
instagramable banget ya, mumpung masih pagi pula belum banyak pengunjung untuk
foto-foto, tapi apa daya anggota keluarga yang lain seperti tidak tertarik klo
bentuknya wisata bangunan sejarah lagi. Langsung destinasi dialihkan ke
pantai-pantai Gunung Kidul.
Karena
terdapat beberapa kali salah dalam banyak map, yang ada kita menjauh dari
pantai-pantai dari Gunung Kidul, tapi malah menuju ke Solo. Hahahaha … Ma’afkan
aku si pembaca google map. So keputusan mendadak hari ini kita langsung ke
Magelang ke Candi Borobudur. Rute yang kita lalui adalah rute alternative, jadi
tidak mengalami kemacetan sama sekali, dan bahkan kita melewati beberapa daerah
yang pemandangan bagus sekali. Mendekati pintu masuk Candi Borobudur baru deh
terlihat antrian kendaraan.
|
Liat kan bejibunnya orang yang mau naik candi mana pakai payung semua |
Untuk
parkir motor banyak terdapat disekitar dekat pintu masuk candi, jadi tidak
perlu jalan cukup panjang lagi.harga parkir motor pun cukup murah hanya Rp 5.000,00.
Pkl 11.30 kami sudah sampai di kawasan Candi Borobudur, pada saat udara sedang
terik-teriknya. Tapi tenang saja disini banyak tempat penyewaan payung, untuk
sewa payung harga Rp 10.000,00 katanya di dalam lebih mahal eh ternyata di
dalam sewa payung harganya Rp 5.000,00 Hahahaha …. Untung si ibu suri doang
yang sewa. Klo untuk minuman memang benar lebih baik beli dulu untuk persiapan
manjat Candi. Di dalam kita tidak akan menemukan penjual air mineral.
Untuk
masuk ke candi sendiri harga tiketnya Rp 40.000,00/orang, memasuki kawasan
candi yang terlihat adalah lautan manusia. Udara yang panas tidak menyurutkan
semangat pengunjung untuk mencapai puncak candi. So sangat hati-hati sekali
buat semua orang yang ingin menaiki tangga candi ya, karena kepadatan
pengunjung ini.
|
ini sebenernya neduh dari terik matahari tp sekalian foto lah |
|
Kasian amat yang kakinya lagi sakit |
|
Lubang idungnya bisa biasa aja ga Mas? |
|
Budha Statue |
|
Me & Dad |
Sampai
di Borobudur pun hal yang kita lakukan pertama justru cari tempat teduh
hahahaha ….. beneran deh puanasnya kali ini pol banget. Si gendut mana beberapa
hari lalu kakinya keseleo kan, menambah nikmat perjalanan hari ini.
Setelah
puas foto-foto dan sampai puncaknya kami langsung turun lewat tangga yang lain
agar tidak bentrok dengan pengunjung yang baru sampai. Satu hal yang sangat
senang, sekarang di Borobuddur banyak penjaga yang mengingatkan
pengunjung-pengunjung nakal yang ingin eksis tapi pakai manjat-manjat beberapa
bagian stupa. Ingat ya Candi Borobudur itu kebanggan Indonesia, jadi jangan
mentang-mentang pengen eksis tapi malah merusak.
Sama
halnya seperti kita di Candi Prambanan, untuk ke pintu exit kita akan melewati
pasar oleh-oleh, oh iya di Borobudur juga banyak wahana lainnya, bisa keliling
naik delman, naik jeep, wahana 3D, dan mainan-mainan lainnya.
Selesai
dari Borobudur waktu menunjukan masih lumayan siang, sekitar pkl 13.30, bingung
mau kemana lagi ya setelah ini, secara klo mengikuti intenary yang sudah dibuat
sudah acak-acakan banget. Cobalah ku tawarkan paket Jeep Merapi, awalnya worry
si ibu nolak karena harus nambah ekstra uang yang lumayan kan. Tidak lama
berdiskusi akhirnya kami memutuskan segera ke daerah Gunung Merapi di Kaliurang,
mengejar waktu sebelum gelap.
Paket
lava tour merapi ini banyak beredar di media sosial, jadi kamu pun bisa pesan
lebih dahulu sebelum berangkat, mungkin bisa lebih aman daripada seperti kami
yang modal nekat saja, cari-cari agen lava tour disekitar pinggir jalan
Kaliurang. Bertemulah kami dengan “Jeep Merapi Adventure Alaska” yang memang
letaknya persis dipinggir jalan dan lokasinya masih jauh dibawah dibandingkan
agen-agen tour lainnya.
Langsunglah
aku tanya kepada petugasnya, apakah masih bisa ikut paket lava tour secara
sekarang waktu sudah menunjukan pkl 14.30. Alhamdulilah masih bisa, tapi paket
yang bisa terpilih terbatas Karena masalah waktu, hanya tinggal paket mini
short trip atau short trip. Kami ambilah paket short trip yang seharga Rp.
400.000,00 harga sudah termasuk pemandu dan masker. Karena semua jeep sedang
bertugas maka kami harus menunggu, dan ada juga beberapa rombongan keluarga
sebelum kami yang masih menunggu jeep juga. Ya tidak apa-apalah kami pun butuh
istirahat sambil nyemil-nyemil jajanan dimana banyak warung yang seperti mini
market disekitar sini.
Tidak
menunggu lama, sekitar 30an menit saja jeep kami sudah siap, untungnya yang
memakai jeep sebelumnya tidak ingin basah-basahan jadi Alhamdulillah jeepnya
kering. Satu paket jeep hanya untuk 4 orang saja ya. Jadi pas banget, Ayah
duduk di depan samping pak sopir sekaligus pemandu kami, aku, ibu dan gendut
duduk dibelakang.
Karena
posisi kami yang kategorinya masih dibawah jadi perjalanan untuk menuju ke atas
saja memakan waktu lumayan lama, beruntung si ambil paket ini sore dimana cuaca
sudah sangat nyaman sekali, no debu-debu club. Karena memang memasuki bagian
atas jalannya sudah tanah dengan kanan-kirinya ilalang. Si ayah yang kepo’an
banyak Tanya tentang kejadian meletusnya gunung merapi dan bagaimana kondisi
penduduk pasca kejadian tersebut. Alhamdulilah juga Mas Sopir plus Tour guide
kami ini memang ramah, saksi mata kejadian dan banyak menjelaskan kejadian yang
dialami jadi nambah pengetahuan banget buat aku sebagai guru IPS hehehe.
Lokasi
pertama adalah rumahnya Mbah Marijan, oh iya seharusnya kita kan ke bunker
Kaliadem jika sesuai dengan paketnya, tapi Masnya menawarkan dituker ke
Rumah Mbah Marijan aja. It’s Oke kita juga mau tau. Disini Mas pemandunya
menjelaskan tentang sisa-sisa peninggalan dari rumah Mbah Marijan mulai dari
mobil yang ingin jemput Mbah Marijan tapi malah ikut jadi korban, makam Mbah
Marijan dan benda-benda lainnya. Masnya menjelaskan semuanya, apalagi klo kita
banyak Tanya tambah dijelaskan, oh iya di trip kali ini adalah trip yang paling
banyak ada foto bersama-sama komplit ber-4. Karena Mas Pemandunya semangat mau
fotoin kita di lokasi-lokasi strategis, jadi Hp ku yang megang Mas’nya. Ga
apa-apa aku senang, karena ini moment langka bisa sering foto ber-4, dimana
biasanya kita klo foto ganti-gantian kecuali pakai tongsis.
|
Pintu masuk kawasan batu alien |
|
Ini yang dimaksud dengan batu Aliennya, anda mengerti?? |
|
Such as Happy Family |
|
You are so strong brother |
|
Ku paling suka foto ini, kaya di Eropa dan Semoga bisa bawa Ibu & Ayah ke Eropa |
|
So Romantic Couple |
Lokasi
ke-2, batu alien. Awalnya gagal paham maksudnya batu alien tuh apa si?, setelah
masuk kawasan batu alien baru engeh deh maksudnya itu ada batu besar yang jika
dilihat seperti wajah manusia. Nah disini selain lihat batu alien, justru yang
paling wow itu adalah pemandangan yang langsung menghadap gunung merapi dan
Kalimati, Masya Allah pemandangan seindah ini bisa langsung tiba-tiba
mengerikan atas kehendak Allah. Apalagi waktu semakin sore, warna langit pun
semakin kekuningan semakin memberikan efek indah untuk foto-foto. Ada 1 foto
yang aku love banget, foto dibawah pohon mati yang berasa kaya lagi foto di
Eropa. Alhamdulilah pengunjung ga banyak, jadi foto-foto ga perlu antri, si Ibu
dan Ayah mau difoto juga kan, tumben-tumbenan biasanya yang paling anti.
|
Jadi Jam'nya berhenti persis ketika erupsi merapi terjadi |
|
Ku suka qoute ini, stay strong |
|
Another Family Potrait |
Lokasi
ke-3 adalah Museum Mini Sisa Hartaku. Nah disini ada seorang yang berinisiatif
mengumpulkan sisa-sisa benda after erupsi gunung merapi. Dimana banyak
benda-benda yang meleleh sebagai bukti betapa panasnya kejadian itu. Ditambah memang
waktu semakin sore jadi semakin gelap, jadi suasananya berasa gloomy banget
liat sisa-sisa peninggalan seperti ini, apalagi membayangkan apa yang mereka
alami pada saat itu. Balik lagi selalu merasa bersyukur dengan nikmat Allah
yang sudah diberikan. Seperti quote yang ditulis di museum klo bencana bukan
akhir segalanya.
|
Si Ibu yang ga mau pergi sedikit pun padahal kita mau foto-foto |
|
Apa mungkin si Ibu ini pengennya emang difoto |
|
Si Ayah bisa juga gaya berfoto |
Lokasi
terakhir adalah manufer Kalikuning. Untuk ke lokasi Kalikuning ini berarti
sekalian ke jalan pulang. Kamu akan ditanya untuk manuvernya mau basah-basahan
biar seru atau tetap kering saja. Nah sebenernya paling seru klo basah-basahan
kan ya. Tapi karena kami juga tidak tahu ada basah-basahan tidak ada yang bawa
baju ganti ditambah sudah sore banget daripada pada masuk angina kan. Tapi seru
banget loh ngebut-ngebutan pake jeep sampai masuk ke sungai. Ngeri-ngeri sedap
gitu. Selesai maneuver dikasih waktu buat bengong-bengong atau mau foto-foto
diatas jeep seperti ini.
Langit
semakin gelap, ketika ditengah perjalananpun sudah berkumandang adzan magrib.
Klo komen dari ibu dan ayah, trip yang paling seru kali ini adalah yang jeep
lava tour. Biasanya mereka gitu-gitu emang jiwanya adventure banget, klo ngajak
trip harus yang bertema alam dan aktivitas tinggi baru suka. Oh iya Mas
Pengemudi jeep ini sempat ditanya ayah, klo sehari-hari kerjanya bukan
pengemudi jeep, hanya karena liburan hari besar seperti ini saja beralih
profesi. Katanya klo hari biasa sepi.
Wihh
… tidak berasa asik berpetualang baru ingat klo kita makan berat terakhir itu
baru pagi, sepanjang hari kita hanya cemil-cemil ringan karena untuk mengejar
waktu pindah-pindah tempat. Si gendut pun mulai merasa lapar sampai sepanjang
jalan marah-marah sendiri, karena semua tempat makan yang ditawarkan di pinggir
jalan ku tolak. Karena aku mau makannya lesehan di Malioboro sekalian menikmati
malam di Malioboro sebagai penutup trip hari ini. Ibu dan Ayah juga sama
inginnya makanan khas bukan makanan yang banyak dan bisa dibeli di Depok. Ku
mesti sabar mendengar ocehan si gendut yang sudah kelaparan ini.
Untunglah
Malioboro pada saat ku tiba tidak terlalu macet, apalagi ku bawanya motorkan
jadi bisa benar-benar masuk ke dalam dan tinggal parkir saja dikantong parkir
yang sudah disediakan. Di Pinggir jalan Malioboro ada parkiran motor yang
sampai bertingkat-tingkat, untungnya bawa motor. Harga parkir seharunya itu
hanya Rp 3.000,00 karena jelas terpampang nyata tulisannya, tapi kita dikenakan
biaya Rp 5.000,00, ya harap maklum mungkin karena hari raya kali ya.
|
Harga dan Menu Makan Lesehan di Marioboro |
Tidak
perlu menunggu lama, langsung sikat tempat makan lesehan yang kosong. Hmmm …. Banya
menu’nya jadi bingung mau pesen apa. Gendut dan Ayah udah pasti karena laper
mesen nasinya dua, burung dara panggang, dan aneka lalapan. Klo aku dan Ibu
mesennya nasi rames ayam (karena penasaran nasi rames tuh kaya apa) dan cah
kangkung. Untuk harga sudah terpampang nyata ya, jadi makan bisa disesuaikan
dengan budget tanpa takut merasa digetok harganya. Sambil nunggu makanan
datang, sebagai penghangat tubuh pesan 2 wedang jahe dulu dengan harganya Rp
10.000,00. Alhamdulilah makan dengan ditemani senandung dari pengamen-pengamen
yang memang bertalenta rasanya lebih nikmat. Total makan di warung tenda
menghabiskan Rp 230.000,00.
Tadinya
selesai makan, maunya langsung pada pulang karena lelah aktivitas hari ini.
Tapi saya memaksa anggota keluarga untuk jalan-jalan sebentar menyelusuri Jalan
Malioboro. Karena sangat ramai sekali, malah membuat yang lain males untuk
diajak jalan santai. Tapi ku tetap maksa ibu untuk beli oleh-oleh ke
tante-tante ku yang lain. Dan setelah tau harga batik disana berapaan eh malah
siibu semangat beli oleh-oleh. Selesai beli oleh-oleh langsung cuss ambil motor
dan kembali ke penginapan, tidak lupa pula beli sate klatak buat cemilan malam
hahaha …..
Berakhir perjalanan di hari ke-2, Bagaimana untuk besok??? let's see di postingan selanjutnya ya.
Komentar
Posting Komentar