Langsung ke konten utama

Family Backpaker Yogyakarta 2018, Day 2: Borobuudur Temple, Merapi Lava Tour dan Marioboro


Hari ke-2, pagi-pagi sekali kami sudah rapi siap menjelajahi Yogya. Setelah istirahat yang cukup, hari ini ibu dan ayah lebih semangat, apalagi mereka sudah merasa lapar ingin cepat cari sarapan khas Yogya. Tujuan pertama kami adalah Keraton Yogyakarta. Karena berangkatnya masih pagi maka jalanannya pun masih lancar. Pkl 7 kurang kami sudah sampai, baru ada beberapa pengunjung saja yang terlihat di parkiran. Tidak jauh dari parkiran sudah ada beberapa tukang gudeg menjajakan dagangannya. Langsung lah kami sarapan gudeg pagi ini, biar kuat menghadapi perjalanan jadi sarapannya langsung berat ya. Gudeng dengan berbagai lauk mulai dari telor sampai ayam, harga pun relatif tergantung dari menu lauknya.
Berhubung memang kita yang datangnya kepagian sedangkan loket keratin baru buka Pkl 08.00 jadilah kita lihat-lihat penjaja merchandise khas Yogya. Dan harap bersabar karena selama kita nunggu ini akan banyak sekali tukang becak yang menawarkan jasanya untuk mengantar keliling beberapa museum lainnya yang ada disekitar keraton. Awalnya dari harga yang Rp 40.000,00 sampai turun harga jadi Rp 20.000,00 tapi karena tidak tertarik ya, jadi ga mau.
Belum sampai pkl 08.00 karcis keraton sudah buka, harga karcis yang seharusnya Rp 10.000,00/orang karena kami adalah pengunjung di awal-awal jadi didiskon hanya Rp 5.000/orang. Jika ingin tau lebih dalam mengenai sejarah keraton ada baikknya menggunakan tour guide, klo tidak salah harga tour guidenya Rp 50.000,00 deh.
Sebenernya pernah kesini waktu study tour SMP, jadi ingetannya sama sekali tak tersisa dulu waktu ke keratonnya ngapain aja. Keratonnya tidak terlalu besar. Kita bisa lihat silsilah pemangku kekuasaan di Yogyakarta, pertama masuk pun kita bisa langsung lihat beberapa mobil yang pernah digunakan sultan. Seragam para prajurit kerajaan Mataram, gamelan, dan foto-foto sejarah lainnya.

Nasib klo ga bawa tongsis fotonya harus ganti-gantian



Tidak perlu lama kami mengexplore keraton, next destination seharunya ke pemandian para anggota kerajaan dahulu yaitu Taman Sari. Secara lokasi ini kan instagramable banget ya, mumpung masih pagi pula belum banyak pengunjung untuk foto-foto, tapi apa daya anggota keluarga yang lain seperti tidak tertarik klo bentuknya wisata bangunan sejarah lagi. Langsung destinasi dialihkan ke pantai-pantai Gunung Kidul.
Karena terdapat beberapa kali salah dalam banyak map, yang ada kita menjauh dari pantai-pantai dari Gunung Kidul, tapi malah menuju ke Solo. Hahahaha … Ma’afkan aku si pembaca google map. So keputusan mendadak hari ini kita langsung ke Magelang ke Candi Borobudur. Rute yang kita lalui adalah rute alternative, jadi tidak mengalami kemacetan sama sekali, dan bahkan kita melewati beberapa daerah yang pemandangan bagus sekali. Mendekati pintu masuk Candi Borobudur baru deh terlihat antrian kendaraan.
Liat kan bejibunnya orang yang mau naik candi mana pakai payung semua

Untuk parkir motor banyak terdapat disekitar dekat pintu masuk candi, jadi tidak perlu jalan cukup panjang lagi.harga parkir motor pun cukup murah hanya Rp 5.000,00. Pkl 11.30 kami sudah sampai di kawasan Candi Borobudur, pada saat udara sedang terik-teriknya. Tapi tenang saja disini banyak tempat penyewaan payung, untuk sewa payung harga Rp 10.000,00 katanya di dalam lebih mahal eh ternyata di dalam sewa payung harganya Rp 5.000,00 Hahahaha …. Untung si ibu suri doang yang sewa. Klo untuk minuman memang benar lebih baik beli dulu untuk persiapan manjat Candi. Di dalam kita tidak akan menemukan penjual air mineral.
Untuk masuk ke candi sendiri harga tiketnya Rp 40.000,00/orang, memasuki kawasan candi yang terlihat adalah lautan manusia. Udara yang panas tidak menyurutkan semangat pengunjung untuk mencapai puncak candi. So sangat hati-hati sekali buat semua orang yang ingin menaiki tangga candi ya, karena kepadatan pengunjung ini.
ini sebenernya neduh dari terik matahari tp sekalian foto lah

Kasian amat yang kakinya lagi sakit

Lubang idungnya bisa biasa aja ga Mas?

Budha Statue

Me & Dad

Sampai di Borobudur pun hal yang kita lakukan pertama justru cari tempat teduh hahahaha ….. beneran deh puanasnya kali ini pol banget. Si gendut mana beberapa hari lalu kakinya keseleo kan, menambah nikmat perjalanan hari ini.
Setelah puas foto-foto dan sampai puncaknya kami langsung turun lewat tangga yang lain agar tidak bentrok dengan pengunjung yang baru sampai. Satu hal yang sangat senang, sekarang di Borobuddur banyak penjaga yang mengingatkan pengunjung-pengunjung nakal yang ingin eksis tapi pakai manjat-manjat beberapa bagian stupa. Ingat ya Candi Borobudur itu kebanggan Indonesia, jadi jangan mentang-mentang pengen eksis tapi malah merusak.
Sama halnya seperti kita di Candi Prambanan, untuk ke pintu exit kita akan melewati pasar oleh-oleh, oh iya di Borobudur juga banyak wahana lainnya, bisa keliling naik delman, naik jeep, wahana 3D, dan mainan-mainan lainnya.
Selesai dari Borobudur waktu menunjukan masih lumayan siang, sekitar pkl 13.30, bingung mau kemana lagi ya setelah ini, secara klo mengikuti intenary yang sudah dibuat sudah acak-acakan banget. Cobalah ku tawarkan paket Jeep Merapi, awalnya worry si ibu nolak karena harus nambah ekstra uang yang lumayan kan. Tidak lama berdiskusi akhirnya kami memutuskan segera ke daerah Gunung Merapi di Kaliurang, mengejar waktu sebelum gelap.

Paket lava tour merapi ini banyak beredar di media sosial, jadi kamu pun bisa pesan lebih dahulu sebelum berangkat, mungkin bisa lebih aman daripada seperti kami yang modal nekat saja, cari-cari agen lava tour disekitar pinggir jalan Kaliurang. Bertemulah kami dengan “Jeep Merapi Adventure Alaska” yang memang letaknya persis dipinggir jalan dan lokasinya masih jauh dibawah dibandingkan agen-agen tour lainnya.
Langsunglah aku tanya kepada petugasnya, apakah masih bisa ikut paket lava tour secara sekarang waktu sudah menunjukan pkl 14.30. Alhamdulilah masih bisa, tapi paket yang bisa terpilih terbatas Karena masalah waktu, hanya tinggal paket mini short trip atau short trip. Kami ambilah paket short trip yang seharga Rp. 400.000,00 harga sudah termasuk pemandu dan masker. Karena semua jeep sedang bertugas maka kami harus menunggu, dan ada juga beberapa rombongan keluarga sebelum kami yang masih menunggu jeep juga. Ya tidak apa-apalah kami pun butuh istirahat sambil nyemil-nyemil jajanan dimana banyak warung yang seperti mini market disekitar sini.
Tidak menunggu lama, sekitar 30an menit saja jeep kami sudah siap, untungnya yang memakai jeep sebelumnya tidak ingin basah-basahan jadi Alhamdulillah jeepnya kering. Satu paket jeep hanya untuk 4 orang saja ya. Jadi pas banget, Ayah duduk di depan samping pak sopir sekaligus pemandu kami, aku, ibu dan gendut duduk dibelakang.
Karena posisi kami yang kategorinya masih dibawah jadi perjalanan untuk menuju ke atas saja memakan waktu lumayan lama, beruntung si ambil paket ini sore dimana cuaca sudah sangat nyaman sekali, no debu-debu club. Karena memang memasuki bagian atas jalannya sudah tanah dengan kanan-kirinya ilalang. Si ayah yang kepo’an banyak Tanya tentang kejadian meletusnya gunung merapi dan bagaimana kondisi penduduk pasca kejadian tersebut. Alhamdulilah juga Mas Sopir plus Tour guide kami ini memang ramah, saksi mata kejadian dan banyak menjelaskan kejadian yang dialami jadi nambah pengetahuan banget buat aku sebagai guru IPS hehehe.



Lokasi pertama adalah rumahnya Mbah Marijan, oh iya seharusnya kita kan ke bunker Kaliadem jika sesuai dengan paketnya, tapi Masnya menawarkan dituker ke Rumah Mbah Marijan aja. It’s Oke kita juga mau tau. Disini Mas pemandunya menjelaskan tentang sisa-sisa peninggalan dari rumah Mbah Marijan mulai dari mobil yang ingin jemput Mbah Marijan tapi malah ikut jadi korban, makam Mbah Marijan dan benda-benda lainnya. Masnya menjelaskan semuanya, apalagi klo kita banyak Tanya tambah dijelaskan, oh iya di trip kali ini adalah trip yang paling banyak ada foto bersama-sama komplit ber-4. Karena Mas Pemandunya semangat mau fotoin kita di lokasi-lokasi strategis, jadi Hp ku yang megang Mas’nya. Ga apa-apa aku senang, karena ini moment langka bisa sering foto ber-4, dimana biasanya kita klo foto ganti-gantian kecuali pakai tongsis.
Pintu masuk kawasan batu alien

Ini yang dimaksud dengan batu Aliennya, anda mengerti??

Such as Happy Family

You are so strong brother

Ku paling suka foto ini, kaya di Eropa dan Semoga bisa bawa Ibu & Ayah ke Eropa

So Romantic Couple
Lokasi ke-2, batu alien. Awalnya gagal paham maksudnya batu alien tuh apa si?, setelah masuk kawasan batu alien baru engeh deh maksudnya itu ada batu besar yang jika dilihat seperti wajah manusia. Nah disini selain lihat batu alien, justru yang paling wow itu adalah pemandangan yang langsung menghadap gunung merapi dan Kalimati, Masya Allah pemandangan seindah ini bisa langsung tiba-tiba mengerikan atas kehendak Allah. Apalagi waktu semakin sore, warna langit pun semakin kekuningan semakin memberikan efek indah untuk foto-foto. Ada 1 foto yang aku love banget, foto dibawah pohon mati yang berasa kaya lagi foto di Eropa. Alhamdulilah pengunjung ga banyak, jadi foto-foto ga perlu antri, si Ibu dan Ayah mau difoto juga kan, tumben-tumbenan biasanya yang paling anti.
Jadi Jam'nya berhenti persis ketika erupsi merapi terjadi

Ku suka qoute ini, stay strong


Another Family Potrait

Lokasi ke-3 adalah Museum Mini Sisa Hartaku. Nah disini ada seorang yang berinisiatif mengumpulkan sisa-sisa benda after erupsi gunung merapi. Dimana banyak benda-benda yang meleleh sebagai bukti betapa panasnya kejadian itu. Ditambah memang waktu semakin sore jadi semakin gelap, jadi suasananya berasa gloomy banget liat sisa-sisa peninggalan seperti ini, apalagi membayangkan apa yang mereka alami pada saat itu. Balik lagi selalu merasa bersyukur dengan nikmat Allah yang sudah diberikan. Seperti quote yang ditulis di museum klo bencana bukan akhir segalanya.

Si Ibu yang ga mau pergi sedikit pun padahal kita mau foto-foto

Apa mungkin si Ibu ini pengennya emang difoto

Si Ayah bisa juga gaya berfoto

Lokasi terakhir adalah manufer Kalikuning. Untuk ke lokasi Kalikuning ini berarti sekalian ke jalan pulang. Kamu akan ditanya untuk manuvernya mau basah-basahan biar seru atau tetap kering saja. Nah sebenernya paling seru klo basah-basahan kan ya. Tapi karena kami juga tidak tahu ada basah-basahan tidak ada yang bawa baju ganti ditambah sudah sore banget daripada pada masuk angina kan. Tapi seru banget loh ngebut-ngebutan pake jeep sampai masuk ke sungai. Ngeri-ngeri sedap gitu. Selesai maneuver dikasih waktu buat bengong-bengong atau mau foto-foto diatas jeep seperti ini.
Langit semakin gelap, ketika ditengah perjalananpun sudah berkumandang adzan magrib. Klo komen dari ibu dan ayah, trip yang paling seru kali ini adalah yang jeep lava tour. Biasanya mereka gitu-gitu emang jiwanya adventure banget, klo ngajak trip harus yang bertema alam dan aktivitas tinggi baru suka. Oh iya Mas Pengemudi jeep ini sempat ditanya ayah, klo sehari-hari kerjanya bukan pengemudi jeep, hanya karena liburan hari besar seperti ini saja beralih profesi. Katanya klo hari biasa sepi.
Wihh … tidak berasa asik berpetualang baru ingat klo kita makan berat terakhir itu baru pagi, sepanjang hari kita hanya cemil-cemil ringan karena untuk mengejar waktu pindah-pindah tempat. Si gendut pun mulai merasa lapar sampai sepanjang jalan marah-marah sendiri, karena semua tempat makan yang ditawarkan di pinggir jalan ku tolak. Karena aku mau makannya lesehan di Malioboro sekalian menikmati malam di Malioboro sebagai penutup trip hari ini. Ibu dan Ayah juga sama inginnya makanan khas bukan makanan yang banyak dan bisa dibeli di Depok. Ku mesti sabar mendengar ocehan si gendut yang sudah kelaparan ini.
Untunglah Malioboro pada saat ku tiba tidak terlalu macet, apalagi ku bawanya motorkan jadi bisa benar-benar masuk ke dalam dan tinggal parkir saja dikantong parkir yang sudah disediakan. Di Pinggir jalan Malioboro ada parkiran motor yang sampai bertingkat-tingkat, untungnya bawa motor. Harga parkir seharunya itu hanya Rp 3.000,00 karena jelas terpampang nyata tulisannya, tapi kita dikenakan biaya Rp 5.000,00, ya harap maklum mungkin karena hari raya kali ya.
Harga dan Menu Makan Lesehan di Marioboro

Tidak perlu menunggu lama, langsung sikat tempat makan lesehan yang kosong. Hmmm …. Banya menu’nya jadi bingung mau pesen apa. Gendut dan Ayah udah pasti karena laper mesen nasinya dua, burung dara panggang, dan aneka lalapan. Klo aku dan Ibu mesennya nasi rames ayam (karena penasaran nasi rames tuh kaya apa) dan cah kangkung. Untuk harga sudah terpampang nyata ya, jadi makan bisa disesuaikan dengan budget tanpa takut merasa digetok harganya. Sambil nunggu makanan datang, sebagai penghangat tubuh pesan 2 wedang jahe dulu dengan harganya Rp 10.000,00. Alhamdulilah makan dengan ditemani senandung dari pengamen-pengamen yang memang bertalenta rasanya lebih nikmat. Total makan di warung tenda menghabiskan Rp 230.000,00.
Tadinya selesai makan, maunya langsung pada pulang karena lelah aktivitas hari ini. Tapi saya memaksa anggota keluarga untuk jalan-jalan sebentar menyelusuri Jalan Malioboro. Karena sangat ramai sekali, malah membuat yang lain males untuk diajak jalan santai. Tapi ku tetap maksa ibu untuk beli oleh-oleh ke tante-tante ku yang lain. Dan setelah tau harga batik disana berapaan eh malah siibu semangat beli oleh-oleh. Selesai beli oleh-oleh langsung cuss ambil motor dan kembali ke penginapan, tidak lupa pula beli sate klatak buat cemilan malam hahaha …..
Berakhir perjalanan di hari ke-2, Bagaimana untuk besok??? let's see di postingan selanjutnya ya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI BELAJAR

I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG                         Dalam setiap studi pendidikan dan penerapannya dilapangan, banyak ditemukan kendala dan berbagai macam permasalahan. Ditambah lagi pendidikan di indonesia menuntut peserta didik harus menguasai standar kopetensi yang telah ada. Banyak diantara mereka kesulitan dalam mencapai standar tersebut. Maka dari itu, dalam makala ini kami mencoba menelaah dan menganalisis pemasalahan permasalahan yang menjadi kendala bagi peserta didik, terutama kondisi belajar. Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. 1.2 TUJUAN                         Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana

SUMBER BELAJAR

   BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani :   Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Keadaan ini diperparah p

penilaian alternatif

     BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang             Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif. Dan lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam setiap bidang studi.             Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa adanya standar yang digunakan sebagai   norma, penilaian kurang berarti. Untuk menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan, alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang terkontrol.             Penilaian itu bukan pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment. Interpretasi selalu menunjuk adanya perbandingan. Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan hukuman yang bersifat umu