Haloha . . . . kali ini aku mau cerita tentang fieldtrip
bareng 7 Challenger anak-anaknya Ms Lydia ke Geopark Ciletuh yang terletak di Sukabumi.
Sebenernya aku dan keluarga pernah kesini juga waktu liburan lebaran tahun
lalu, tetapi tidak banyak foto yang aku punya dan untuk lokasi yang ku kunjungi
pun tidak sebanyak sekarang. So mari kita bahas perjalanan di bulan Maret 2018
lalu.
Untuk fieldtrip
kali ini kita memakai agent travel ya langsung dari PAPSI ( Paguyuban Alam
Pakidul Sukabumi) organisasi yang memang bekerja dibidang pengembangan pariwisata,
pelestarian dan pemberbedayaan SDM sekitar Sukabumi, dengan alasan untuk
memudahkan akomodasi selama disana dan ada guide untuk menjelaskan ke
anak-anak. Karena Geopark Ciletuh ini memang penuh dengan sarat ilmu
pengetahuan disetiap destinasinya. Sayang banget dong kali kesini cuma
foto-foto aja tapi ga tau penjelasan atas fenomena alam yang terjadi. Untuk
harga paketnya sendiri perorang Rp 350.000,00. Dengan fasilitas
home stay, makan 4x, retribusi masuk semua kawasan. Oh iya kita juga sewa truck angkel dengan harga Rp 700.000,00.
Rencana
awal keberangkatan kita itu sebenarnya Pkl 03.00 dini hari, anak-anak dan
semuanya sudah siap bahkan dari Pkl 02.30 AM, setelah ditunggu dan ditunggu
ternyata busnya baru hadir pkl 04.00 lewat dengan alasan Pak Sopirnya ketiduran.
Padahal untuk minta dijemput lebih pagi seperti ini kita pun dikenakan charger
ekstra loh. Oh iya untuk penyewaan bus di
Fajar Transport 2 hari 1 malam ke daerah Geopark Ciletuh termasuk ke Ujung Gentengnya kita dikenakan Rp 6.300.000,00. Perjalanan dikatakan lancar walaupun diawal kita sudah telat banget,
tidak kena macet sama sekali. Ketika sudah masuk kawasan menyelusuri bukit kita
pun akan disuguhi dengan pemandangan luar biasa di kanan kiri yaitu
tebing-tebing berkelok apalagi masih pagi kan masih diselimuti dengan kabut ,
ngeri-ngeri sedap lihatnya. Jalanan berkelok ini yang justru membuat anak-anak
Ms Lydia satu-satu berguguran jackpot. Mesti kuat-kuat iman memang lihat
kanan-kiri depan belakang yang jackpot. Untung Ms Lydia strong banget, klo aku
mah udah nyerah ya, nanti malah bisa ikut-ikutan jackpot lagi.
|
tetap bahagia menunggu bus |
|
Alhamdulillah bus'nya sampai |
Alhamdulilah
karena si bapak sopir jago banget bawa busnya kita pun touch down Geopark
Ciletuh sesuai rencana awal. Pertama kali kita langsung ke Museum Konservasi
Ciletuh Arboretum. Kita langsung disambut ulang kang Asep (0857 9439 4786) dan siap mendengarkan pemaparan bagaimana bisa terbentuknya Geopark
Ciletuh secara geologis, sejara Geopark Ciletuh sampai akhirnya secara resmi
diakui oleh UNESCO sebagai salah satu Geopark di dunia, dan penjelasan mengenai
objek-objek apa saja yang ada di Geopark Ciletuh. Sambil mendengarkan
penjelasan kita pun bisa menikmati welcome drink berupa buah kelapa dan pisang
goreng hangat. Anak-anak sangat antusias mendengarnya, saya pun sebagai guru
IPS harus denger banget nih penjelasannya.
|
Serius banget si dengerin penjelasannya |
|
Welcome drink |
Setelah
pemaparan dan tanya jawab kita langsung lihat-lihat koleksi bebatuan yang ada
di museum, koleksinya termasuk lengkap loh mulai dari batuan beku, batuan malihan
dan lain-lain ada semua, dan guidenya dengan senang hati menjawab pertanyaan
kita semua.Wihh … Ciletuh emang pantes ya dijadikan sebagai Geopark oleh
UNESCO. Sebelum meninggalkan museum kita foto bersama dan masing-masing
diberikan merchandise berupa gantungan kunci dan brosur tentang Geopark Ciletuh.
|
Contoh berbagai bebatuan |
|
Merchandise dari PAPSI |
Sekarang
kita langsung ke home stay, kita dikasih 2 rumah, setiap rumah terdiri dari
banyak kamar dan toiletnya pun ada beberapa, untuk peralatan masaknya pun
lengkap dan siap digunakan jika tidak mau ikut catering. Untuk rumah satu
diiisi oleh kelompok ku dan Ms Lydia plus 1 kelompok anak cowok. 1 kamar tidur
kami buat diisi rata-rata 1 guru dan 2 siswa ya, karena kita ga ada guru cowok
yang ikut jadi klo anak cowok ga ada gurunya. Oh ya karena rumahnya lumayan
besar jadi disetiap rumah pasti terdapat ruang berkumpul yang besar serta
disediakan karpet atau kasur Palembang cukup banyak. Sedangkan di rumah 2 lebih
besar lagi, di rumah ini tingkat jadi disini ada kelompoknya Ms Ella, Ms Niken,
Guru Shadow, Olin Family dan 1 group cowok. Ditambah dirumah ini ada kulkas
jadi bisa masukin bahan makanan kita buat bakar-bakar ntr malam.
|
Kondisi tempat tidur |
|
Rumah 1 |
|
Rumah 2 |
Sambil
nunggu jam makan siang, mari kita makan snack dan habiskan kue ulang tahun
caliph yang kebetulan memang sedang berulang tahun hari ini. Tidak lama setalah
ketawa-ketiwi waktunya makan siang. Untuk makan siang tidak di rumah ya, tapi
kita harus jalan sedikit menuju kedai makanan yang letaknya persis di depan
Ampitheater Ciletuh. Makannya seperti biasa dengan menu andalan ayam, sayur dan
kerupuk ala prasmanan.
|
Add caption |
Selasai
makan dan sholat kita langsung menuju Curug Cimarinjung yang letaknya diatas
Pantai Palangpang. Luar biasa loh kita ke Curug Cimarinjung memakai bus ¾,
padahal jalanannya dasyat banget naik turun dan langsung belok, luar biasa
emang pak sopirnya. Kebetulan ketika kita kesini sedang musim hujan jadi debit
airnya sedang tinggi dan warna air terjunnya pun cokelat, beda sekali ketika
saya kesini sebelumnya, indah banget airnya jernih bahkan kita bisa foto-foto
di tengah-tengah batu besar dan ada beberapa juga yang diperbolehkan main air
asal dibatas yang sudah ditentukan. Klo ini kita hanya lihat-lihat dan dengar
penjelasan dari guide mengenai proses terjadinya air terjun, asal air
terjunnya, mitos tentang air terjun dan lain-lain. Selesai foto-foto kita
langsung menuju Pantai Palangpang. Ketika sampai Pantai Palangpang matahari
sedang panas seterik-teriknya, kami tidak ada yang mau meninggalkan bus dan
jauh-jauh dari AC. Hahahaha ….. So keputusan kita akan kembali ke Pantai
Palangpan besok pagi ketika cuaca sudah lebih bersahabat.
Lanjut
kita ke tempat penangkaran penyu yaitu Konservasi Penyu Pangumbahan di Ujung
Genteng, dari Ciletuh ke Ujung Genteng masih lumayan jauh nih kira-kira hampir
2 jam kita menempuh perjalanan, ini dimanfaatkan anak-anak untuk bobo siang ya.
Setelah berpuluh-puluh kali mendengar pertanyaan kapan sampai dari anak-anak
akhirnya sampai juga, mereka sudah ga sabar untuk main dan berenang di laut
nampaknya.
Kesan
pertama sampai di kawasan ini agak gimana gitu ya, karena banyak bangunan yang
mungkin tidak terlalu terawatt, mungkin memang agak jarang dipakai. Sesampai
disini kita langsung disambut dengan kakak-kakak yang kerja di konservasi
Pangumbahan, kita langsung diajak untuk ke rumah yang dalamnya berisi beberapa
spesies penyu yang besar-besar, kita mendapat penjelasan dan anak-anak juga
diajak ke ladang yang isinya adalah tempat para penyu bertelur. Kita pun jadi
tahu do dan don’ts terhadap sarang penyu dan masih banyak ternyata orang-orang
yang berburu telur penyu padahal jenis penyu yang dikembangkan disini termasuk
langka. Hari pun mulai sore, kita diajak menuju pantai untuk siap-siap
melepaskan penyu. Sambil nunggu penyu diambil kita main-main dulu ya. Tapi anak-anak
agak kecewa nih ternyata disini mereka tidak boleh berenang karena ombak di
pantai ini tergolong tinggi. So kita hanya main-main pasir aja deh.
|
Ladang tempat penyu bertelur |
|
Mempelajari berbagai jenis penyu |
|
Bahagianya |
|
Main pasir aja ga renang juga ga apa-apa |
|
Menikmati senja |
Yuk sekarang kita pulang, tapi sebelum pulang kita mampir
ke tempat makan malam ya. Ini adalah menu yang paling enak bagi kami guru-guru,
kita makan ikan bakar kecap, soup ikan (ini entahlah ikan apa ku tak tau, tapi
sup hangatnya enak banget), sayur kangkung, lalapan, dan buah. Disediannya juga
banyak banget lauknya sampai kita nambah cuma buat nyemilin ikannya aja. Buat
teman yang ga makan ikan, kita minta buatin telur dadar ya. Sampai di homestay
sudah lumayan malam, anak-anak segera mandi, sholat, dan langsung memakai baju
tidur ya. Sebelum menutup hari ini mari kita berkumpul di homestay 2, kita
masak marshmellow dan sosis bakar. Cemilan malam sebelum bobo. Selesai chit-chat
langsung balik ke kamar masing-masing dan istirahat biar besok bisa bangun pagi-pagi,
apalagi diluar juga sedang hujan mari Nikita dan Ghanya yang bobo ama Ms Eka
kita masuk kamar.
|
Menu makan malam |
|
Sambil nunggu Pak Sopir siap kita main "sedang apa sedang apa" |
Pagi-pagi selesai sholat subuh kita berkumpul di rumah 1,
samba nunggu sarapan siap kita makan cemilan dulu, oh ya trip kali ini memang
makanannya luar biasa berlimpah ya, jadi memang banyak agenda nyemilnya juga. Sekalian
cek barang bawaan anak-anak buat aktivitas hari ini, karena memang diluar
gerimis dari semalam tidak kunjung henti. Wajib hukumnya untuk yang mau ikut
jelajah hari ini sarapan ya, biasa kadang anak-anaknya Ms Lydia suka
susah-susah banget disuruh makan. Menu sarapan kali ini adalah nasi goreng,
telur ceplok dan teh manis hangat. Semua sudah sarapan dan sudah mendapat jas
hujan masing-masing saatnya naik ke truk. Yups perjalanan hari ini kita akan
menggunakan truk.
|
Ini wahana yang paling seru deh |
|
Sarapan |
Destinasi pertama ada Puncak Darma, yups untuk ke Puncak
Darma ini memang perlu perjuangan ektra mangkanya kita harus menyewa truck. Untuk
mobil pribadi pun sarannya si yang macam mobil SUV ya. Tanjakannya itu loh luar
biasa vertikalnnya ditambah lagi suda tanjakan berbelok-belok lagi,
banyak-banyak istigfar. Tapi justru pengalaman naik truk hujan-hujan, ngebut
ini paling seru banget loh. Jadi kita saling berpegangan antara satu dengan
yang lain dan suka miring-miring gtu klo truknya bermanuver, ngeri-ngeri sedap
deh rasanya tapi ku suka banget.
Sampai di puncak ini sudah ada beberapa pengunjung
lainnya, jadi untuk berfoto harus sabar ya, biar bagus ganti-gantian aja. Dari puncak
ini kita bisa lihat secara keseluruhan Pantai Palangpang yang berbentuk tapal
kuda. Setelah sempat berkabut, akhirnya kita juga bisa langsung lihat Samudera
Hindia, katanya klo kita berenang lurus terus lama-lama bisa sampai Australia
loh, ya kali bang ke Australia aja berenang. Oh yak arena hujan yang lumayan
deras semalam jadi pantainya berwarna cokelat, karena banyak material tanah
yang terbawa dari pegunungan. Puas main-main mari kita turun kembali, nah
sensasi turunnya juga ga kalah seru ama ketika naik.
|
Ngelamunin apa si Neng? |
Sekarang kita di Pantai Palangpang, karena masih pagi
jadi masih seru nih mainnya ga takut terik matahari lagi. Disini kita hanya
foto-foto di landmark bertuliskan GEOPARK CILETUH, 1 tahun yang lalu belum ada
nih landmark seperti ini. Plus pertama aku kesini belum banyak ada homestay,
klo sekarang hampir rumah-rumah yang letaknya dipinggirjalan bertuliskan
homestay, jadi memang sudah digiatkan untuk kegiatan ekonomi pariwisata. Klo
Aku pribadi memang tidak recommended berenang di Pantai Palangpang ini,
pantainya biasa aja, pasir hitam dan ketika kami kesana airnya warna keruh
cokelat, akibat yang pernah saya ceritakan. Dulu pun ketika kami kesini pas
liburan lebaran sama aja belum ada fasilitas yang mempuni. Karena memang
sebenarnya ini adalah pantai nelayan.
|
Mentang-mentang kuliahnya di Geografi |
|
Tempat wajib foto |
Next Curug Sodong, entah kenapa klo aku pribadi justru
senengnya hari ini itu naik truk ya fokus utama bukan ke destinasi-destinasi
HAHAHAHA. Sampai Curug Sodong, curug ini tidak kalah cantiknya dengan Curug
Cimarinjung. Curug ini seperti terdiri dari 2 curug bertingkat, lalu ditengah-tengah
curug ada batu yang menyebabkan curug seperti terbelah menjadi dua. Kata guide
klo batu itu sampai jatuh artinya akan terjadi banjir bandang di desa. Oh ya
selama disini kita seperti merasakan hujan lokal, dan baru tau klo airnya
mengandung alkali, hadeh …. Kok baru bilang setelah saya serus-seruan merasakan
sensasi air curug, karena diatas banyak penambangan liar dan airnya langsung
dibuang ke curug ini.
|
Ini main hujan atau apa ya? |
Destinasi terakhir Curug Awang yang laksana niagar, Curug
dengan tinggi 40 meter dan lebar 60 meter, menjadikan curug ini bak Niagaranya
Indonesia. Jika tidak memakai guide mungkin kita agak asrukan-asrukan ya untuk
menemukan curug ini. Beda dengan destinasi-destinasi lainnya yang jalannya
memang sudah bagus dan aksesnya yang mudah untuk ke Curug Awang ini kita harus
masuk-masuk ke perkebunan kelapa sawit dengan jalan yang masih bebatuan dan klo
saya perhatikan tidak banyak juga orang yang kesini deh karena kondisi jalannya
masih banyak semak belukar. Tapi kamu bisa kesini menggunakan mobil pribadi
atau motor. Dari parkiran kita tinggal jalan kaki menyelusuri pematang. Jadi kita
menikmati Curug Awang dari samping. Kata guide klo lagi musim panas kita bisa
jalan sampai ke atas Curugnya tetapi karena sekarang musim hujan, datangnya air
tidak ada yang bisa menduga jadi cukup lihatnya sampai sini aja ya.
Oke itulah cerita kita 2 hari di Kawasan Geopark Ciletuh,
jika sesuai jadwal kita itu seharunya sudah meninggalkan Geopark Ciletuh Pkl
01.00 PM, tapi karena pagi ini kita semangat explore jadi kita baru pulang sekitar
Pkl 03.00 PM, ga apa-apa ya. Sebelum ke home stay makan siang sudah siap, jadi
makan dulu abis itu mandi dan beres-beres langsung cuss ke Depok.
Tips ke Geopark Ciletuh adalah timing yang pas, karena
kita pas banget 2 hari ini hujan terus jadi kita tidak bisa memaksimalkan main
air, dan jika memang ada larangan main air wajib kita ikuti, dari cerita guide
di curug-curug itu sudah ada cerita memakan korban karena berenang-renang. So
dalam bertraveling yang penting keselamatan kita kan. Klo musim hujan airnya
penuh tapi warna keruh, klo musim kering airnya cuma sedikit tapi bening dan
lebih aman untuk main air. Yups semoga bisa membantu kalian semua yang ingin
berlibur ke Geopark Ciletuh ya.
Komentar
Posting Komentar