Langsung ke konten utama

8 Hari Backpaker ke Korea Selatan, DAY – 3 JEONJU HANOK VILLAGE; DAY – 4 ITAEWON, NAMSAN TOWER, EWHA WOMEN UNIVERSITY


DAY – 3 JEONJU HANOK VILLAGE
Pada hari ke-3 saatnya kita jalan-jalan ke luar Kota Seoul, yaitu ke Jeonju Hanok Village yang terletak di Kota Jeonju. Kali ini kita ke Jeonju menggunakan agent travel khusus untuk foreigner exclusive shuttle bus di www.jbshuttle.com dan kami sudah booking dari Jakarta. Paket khusus foreigner ini yang one day trip harganya USD 10/ 10.000 won (murah banget kan) dan untuk paket ini hanya ada di week end aja guys jumat/sabtu/minggu (tips lebih baik ambil hari jumat karena ada parade/ upacara tradisional).

Kali ini bangun cukup pagi dibandingkan hari biasanya karena takut tertinggal bus. Meeting point kami di Myeon-dong pintu exit 2 dengan jam keberangkatan 08.00 AM. Sesampai disana sudah ada beberapa bus besar bejajar sedang menunggu penumpang, tapi bingung bus kita yang mana malah ga ada sign’nya lagi mau nanya orang juga bingung gimana nanya’nya. Secara orang Korea juga suka kuring ngerti bahasa Inggris. Untunglah kita sudah print out email dari Jbshuttle. Setelah menunjukan ke Ahjussi Sopir, katanya tunggu aja karena bus yang sudah ada bukan bus yang kita cari.
Setelah tadi cukup ngos-ngosan jalan cepat karena takut tertinggal bus, kita istirahat sebentar dan waktu sudah mendekati pkl 08.00 KST, kita cek lagi email dan website’nya takut salah liat atau salah order. Tidak lama menunggu, tempat ini mulai ramai dengan rombongan dan bus-bus pun banyak yang datang dan pergi. Disini dijadikan meeting point beberapa rombongan dengan berbagai destinasi, seperti ke Nami Island. Kita pun bertemu dengan beberapa orang Indonesia dan sempat ngobrol dengan mereka.
Bus dan tour leader kami pun datang, setelah menunjukan bukti booking dan konfirmasi menggunakan metode pembayaran dengan paypal kami pun dipersilahkan naik ke bus. Bus kami cukup besar tapi penumpangnya hanya ada beberapa belas orang saja. Dan karena ini juga paket khusus foreigner jadi rombongannya pun dari berbagai daerah. Tour guide kami adalah Mas Kim, setelah memastikan semua penumpang sudah ada, Mas Kim pun memberikan kami booklet, brosur dan card yang bisa digunakan untuk masuk beberapa tempat wisata dan bisa mendapatkan diskon jika kita mau makan di restoran di sekitar Jeonju Hanok Village, kita diberikan beberapa pilihan bahasa untuk brosur ada bahasa Jepang, China dan Inggris. Setelah Mas Kim menjelaskan sedikit tentang perjalanan kita hari ini kita pun diwajibkan memakai seat belt ya, nah jadi ga kaya di Indonesia yang klo naik bus bisa pecicilan kesana kemari klo disini kita harus duduk anteng.
Lama perjalanan Seoul - Jeonju kurang lebih 3 jam dengan 1x berhenti di rest area. Nah ini yang aku senang sebagai anak yang drakor banget kan, bisa ke rest area jadi bisa kaya adegan-adegan di drama klo yang lagi jalan-jalan terus pada ngopi-ngopi cantik atau jajan-jajan imut di rest area. Tapi justru kenyataannya tidak seindah di drakor, aku ke rest area cuma buang air kecil dan beli roti cokelat aja karena you know lah jajanan di Korea itu justru lumayan ya harganya mending beli barang-barang. Di sini juga aku banyak ketemu ahjuma-ahjuma dan ahjusi-ahjusi yang sudah siap berpakaian ala hiking.
Sampailah kami di Jeonju Hanok Village sekitar Pkl 11.30 KST, lalu kita dikumpulkan untuk foto bersama rombongan dan di briefing beberapa tempat yang menjadi rekomendasi kita datangi di Jeonju, kita diberi free time sekitar 5 jam jadi Pkl 16.00 diharapkan sudah berkumpul kembali di tempat yang sama. Jadi si Mas Kim ini tidak memandu kita kemana-mana, selanjutnya kita mengandalkan map yang diberikan. Oh ya paket tour di Jeonju ini tidak hanya ada paket same day yang kaya aku ikutin, ada paket 2 atau 3 hari bahkan juga ada paket 1 minggu karena Kota Jeonju ini banyak destinasi wisata yang bisa kamu explore dan ga cukup hanya satu hari saja.
Tempat yang pertama kita datangi bukit. Lah kok bukit? naik-naik banget crudh? karena kita mau lihat Desa Jeonju Hanok ini dari ketinggian dimana ada spot kece bisa lihat rumah-rumah tradisional Korea satu desa. Jeonju Hanok Village ini memang kawasan cagar budaya dimana ada sekitar 800 rumah lebih yang masih mempertahankan keaslian bentuk rumahnya dari zaman dinasti Goryeo. Oh ya kita juga tetap diperingati untuk tidak terlalu mengganggu ketenangan ya. Karena sebagian besar rumah-rumah disini memang menjadi rumah hunian. Walaupun banyak rumah juga sudah berubah menjadi rumah makan, toko-toko merchandise atau jajanan dan bahkan banyak rumah yang dijadikan penginapan buat kamu yang mau merasakan sensi menginap di rumah tradisonal Korea ini.




Tidak sengaja di atas kita bertemu dengan Mas Kim dan Mas-mas dari Hongkong yang Solo travelling ke Korea, foto-foto lah kita dengan mereka. Sebenarnya tujuan kita ke bukit ini juga mau cari spot buat buka bekal. Disini juga banyak disediakan tempat-tempat untuk makan bekal bersama keluarga tapi karena memang sedang week end ya jadi semua tempat tuh ramai. Akhirnya ketemu spot asik ditengah-tengah hutan, duh sudah lapar sangat ini sudah tengah hari dan kita memang belum sarapan karena buru-buru tadi pagi.
Perut kenyang semangat deh explore Jeonju Hanok Village. Puanasnya sedang pol-pol'an sebelas dua belas tengah hari kaya di Jakarta, jadi memang agak malas menyelusuri jalannya ditambah lagi abis makan kan. Hahahaha ....Oh ya disini ada banyak museum, bangunan-bangunan bersejarah dan tempat-tempat untuk mempelajari membuat keramik atau kerajinan khas kertas Korea. Klo kamu mau lebih berasa back to zaman dulu bisa sewa hanbok, jadi lebih kece deh foto-fotonya. Jeonju Hanok Village ini lumayan luas ditambah lagi dengan cuaca yang sedang hot-hot'nya kamu sebenarnya bisa sewa kendaraan semacam kaya mobil golf dengan bentuk yang unik-unik atau sewa sepeda. Berhubung kami turis hemat bisa beli minuman dingin aja udah bahagia banget Hahahaha ....
Karena week end tempat ini penuh dengan wisatawan lokal baik keluarga maupun couple-couple cute yang kencan berfaedah kesini. Untuk masuk istananya kita tidak perlu bayar lagi cukup menunjukan kartu yang diberikan Jb shuttle. Sebenarnya ada satu lagi icon yang mesti kamu datangi disini yaitu Jeondong Catedral (sayang karena ke mageran kami tidak kesini), Jangan lupa juga ke Museum Gyeonggijeon. Usai merasa puas explore dan foto sana foto sini sedangkan temperature tidak kunjung menurun, kita sudah tidak kuat jalan kaki lagi (tim hemat) kita melipir ke area perumahan warga yang tidak terlalu ramai tetapi banyak cafe dan Coffeshop, membayangkan betapa enaknya mereka didalam ruangan AC sedangkan kita ngadem di DPR (Dibawah Pohon Rindang) dan ada kolam ikannya ini, sudah mager kemana-mana, main HP sambil sesekali memperhatikan wisatawan yang mainnya kesasar kejauhan.

 



 

 

Bosan akhirnya kami pun jalan kembali sambil menyelusuri toko-toko makanan, oh ya katanya Bibimbap dan Choco pie asalnya dari Jeonju loh. Yang buat kami tertarik adalah toko-toko Chocopie. Chocopie disini beda yang sama chocopie yang biasa kamu beli di supermarket Indonesia, katanya chocopie yang originalnya adalah yang seperti ini. Ada beragam rasa yang bisa kamu pilih, inginnya beli all varian. So dari perhitungan hemat kita, jadilah kita patungan beli semua rasa tapi cukup 1 pcs tiap varian hahahaha .... Dan yang aku paling suka disini banyak testernya (beli sedikit yang di test semuanya, jangan dicontoh ya).

 

Selesai jajan-jajan hemat (disini tempat wisata godaan buat jajan boros sangat besar), kita menuju meeting point sambil duduk-duduk kembali (jangan tiru kami ya, nantinya akan menyesal karena kebanyakan duduknya daripada explore). Sudah saatnya kita pulang. Mungkin karena week end banyak yang liburan keluar kota jalanan menuju Seoul lumayan macet tidak selancar seperti berangkat tapi asiknya karena kita naik bus kita lancar-lancar aja guys. Takjub disini klo lagi macet jika ada banyak ruas jalan bebas hambatan di ruas paling kiri itu tidak dilalui mobil pribadi, jadi ruas kiri khusus untuk bus berpenumpang. Asik jalan kita tetap lancar, coba ya di Jakarta klo macet jalur Busway aja tetap diseraduk. Kita sampai di Myeon-Dong sudah cukup malam ternyata sudah lewat dari Pkl 20.00 KST, kitapun sudah lelah, jadi langsung menuju guest house, makan dan istirahat persiapan besok.




DAY – 4 ITAEWON, NAMSAN TOWER, EWHA WOMEN UNIVERSITY

Hari ke-4 seharusnya jadwal kita ke Nami Island, tapi malam sebelumnya kita sudah diskusi bersama klo kita akan batalkan rencana ke Nami, dengan alasan memang kita lelah banget, sedangkan ke Nami memang harus seharian banget ya, ditambah lagi katanya klo ke Nami  pas summer gini biasa aja ga seindah dimusim lainnya. Yowess aku mah ikut keputusan bersama aja, walaupun agak penasaran juga ya sama salah satu destinasi wisata utama Korea ini.
Hari ini destinasi pertama kita adalah ke daerah Itaewon, mau ke ke Islamic Center Korea sekalian ibadah sholat ke Seoul Central Mosque. Setelah exit dari subway kita bisa lanjut dengan berjalan kaki, dari sini kamu bisa tau klo daerah Itaewon ini juga menjadi daerah nongki-nongki'nya orang Korea karena banyak tempat-tempat keren. Jika kamu sudah bertemu jajaran pedagang makanan halal ala timur tengah berarti kamu sudah tinggal sedikit lagi sampai ke Seoul Central Mosque, karena disini adalah pusatnya restoran halal dari berbagai negara, klo kamu kangen masakan Indonesia disini juga banyak loh rumah makan masakan khas Indonesia dan juga banyak minimarket berlabel halal.
 

Jalan menuju Mesjid cukup menanjak dan membuat keringatan nih genks, padahal cuacanya lagi enak hari ini adem. Kita memang sengaja kesini menyesuaikan waktu dengan sholat Dzuhur biar sekalian bisa merasakan sholat di Mesjid terbesar dan tertua di Korea dan merasakan sholat di negeri dimana Islam itu bukan agama mayoritas. Sambil istirahat kita juga bertemu dan ngobrol dengan rombongan ibu-ibu bersaudara dari Indonesia yang backpakeran juga ke Korea yang ternyata nantinya kita pulang satu pesawat. Ketika wudhu, aku dan Ani ketemu dengan noona-noona Korea berhijab, subhanallah cantiknya dan ramah banget dari awal ketemu senyum trs mengucapkan salam.
Seoul Central Mosque terdiri dari 3 lantai, lantai pertama dijadikan kantor, lantai kedua untuk tempat sholat laki-laki dan perempuan sholatnya di lantai ke-3. Klo kamu tidak bawa mukena jangan khawatir, karena disediakan disini dan bertuliskan dilemarinya untuk melipat kembali mukena yang sudah dipakai menggunakan bahasa Indonesia (aduh tau aja yang sholat suka menggunakan mukena itu orang Indonesia). Ga dimana ga dimana mesjid ini emang nyaman banget ya adem, kontras dengan keadaan diluar. 
Selesai sholat kita duduk dibawah pohon rindang depan mesjid sekalian nunggu kali aja ada oppa-oppa ganteng muslim abis sholat kan (ngarep) trs ga sengaja tabrakan, jatuh cinta dan hidup bahagia selamanya (drama mode on), in fact kebanyakan yang keluar sholat adalah cowok-cowok Malaysia ras India.
Next destination ke Seoul Tower atau Namsan Tower. Untuk menuju Namsan kali ini kita naik bus ya, karena jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Itaewon. Wihh ... aku mah malah seneng, lagi-lagi mode drakor ku muncul, bisa naik bus umum di Korea, yang biasanya suka aku liat di drakor-drakor. Pertama yang kita cari adalah halte terdekat (yaiyalah, emang di Indonesia bisa berentiin kendaraan dimana aja), lalu cari dibagian informasi bus nomor berapa yang bisa langsung menuju ke Namsan Tower. oh ya asiknya lagi di Korea kartu transportasi yang kita punya ini bisa dipakai ke berbagai jenis transportasi umum yang penting dicek ya saldonya, aku sempet 2x isi selama di Korea pertama 20.000 won yang kedua 10.000 won. Yang beda cara naiknya adalah harus melalui pintu depan dan jangan lupa tap kartu kamu, klo mau turun harus melalui pintu belakang dan sebelum sampai halte yang dituju kamu harus pencet bel, klo engga pak sopir akan berpikir tidak akan ada yang turun di halte selanjutnya lalu di tap lagi deh kartu kamu, karena ke Namsan Tower ini adalah halte terakhir jadi kita duduk santai saja. Jalan menuju Namsan ternyata menanjak dan muter-muter membuat ku mual.
Sampai di halte Namsan, kita langsung isi amunisi dulu. Tepat disebrang Namsan ada minimarket. Enaknya si panas-panas begini beli minuman dingin, apalagi dengan berbagai pilihan rasa bingin ngiler. Tapi aku harus tahan karena sedang flu berat daripada drop di negeri orang dan buat repot teman-teman lain. Aku jajan Kimbap aja deh yang kenyang, murah, enak, tinggal panaskan di microwave dan mudah dibawa kemana-mana. Selama disini aku sudah mencoba berbagai rasa kimbap biar ga bosen kecuali yang mengandung pork ya. Tips klo mau lebih hemat lagi kamu bisa beli yang tinggal 2 hari lagi kaduluarsanya biasanya dapat 2 kimbap dengan satu harga, HAHAHAHAHA ....
 



Menuju Seoul Tower kita harus jalan kaki menanjak lagi, ya memang sepertinya kontur daratan Korea yang tidak rata jadi banyak tanjakan dan turunan pantes mereka kurus-kurus ya, mana semua harus dilalui dengan jalan kaki lagi (Tapi buat disabilitas, orang tua atau anak-anak ada jalan khusus menggunakan lift jadi bisa langsung naik ke atas).
Namsan Tower adalah salah satu tempat wisata yang bisa kamu nikmati dengan free cost, tidak dikenakan biaya apapun kecuali kamu mau menikmati kota Seoul dari ketinggian kamu bisa naik lift dan ini baru dikenakan charger. Namsan Tower atau Seoul Tower memang salah satu tempat kebanggaannya penduduk Seoul, terkenal mancanegara dengan gembok cintanya apalagi semenjak dipakai sebagai lokasi shooting berbagai drama Korea. Terutama semenjak menjadi shooting drama My Love from the other star yang melegenda dan booming itu sampai dibuat siluetnya loh disini. oh ya didalam sini juga ada kafe'nya jadi memang cocok banget ya klo mau kencan-kencan manja di sore hari.
Puas menikmati Kota Seoul dari ketinggian, kita langsung menuju ke Ewha Women University. Lah ngapain crudh jauh-jauh ke Korea mainnya ke kampus? kampus cewek lagi. Eh jangan salah justru Ewha University ini menjadi salah satu kampus tujuan wisatawan karena bangunannya yang unik bergaya Eropa disatukan dengan gaya modern. Salah satu yang paling terkenal adalah bangunan di bawah tanah dan dihiasi dengan kaca-kaca. Terus disekitar Ewha University ini banyak banget toko-toko dan jajanan khas Korea yang murah meriah. Sebenernya pengen banget menyelusuri kampus ini dan foto-foto dengan bangunan uniknya tapi apa daya si kaki ini emang udah ga kuat, ini aja maksa demi dapat beberapa spot foto keren yang sayang banget klo ga diabadikan.

Karena summer matahari terbenam pun tidak terasa, aku kira masih pkl 16.00 ternyata waktu sudah menunjukan pkl 19.00 lewat karena matahari baru aja mulai meredup, yuk saatnya pulang tapi kita pulang lewat pertokoan ya. Ya ampun sampai sini lupa sama pegelnya si kaki, wardrobe-wardrobe yang dijual disini tuh lucu-lucu banget, khas pakaian Korea apalagi klo badan kamu yang kecil banyak banget pilihannya dengan warna-warna pastel. Kita langsung memisahkan diri dengan tujuan masing-masing, harga disini mulai dari 5.000-10.000 won, bahkan aku dapat oleh-oleh satu stel kaos dan celana 10.000 won, cardigan panjang 10.000 won (dan banyak yang bilang lucu, lalu dengan bangga aku bilang beli di Korea Hahaha) Ani dan kawan-kawan juga dapet tas lucu tuh sama 10.000 won juga.
Sampai di guest house pun sudah malam dan lelah sangat, kami tidak kemana-mana lagi karena besok pagi kita harus pindah ke guest house ke-2, rapiin tas yang semakin berat karena sudah banyak oleh-oleh dan istirahat untuk besok.


Note: Jangan lupa ya baca perjalan aku yang beberapa hari sebelumnya dan tunggu cerita hari berikutnya. ini aku selipkan video hari ke-3 dan 4 aku di Korea

Komentar

  1. Haloo Eka saya mau tanya dong utk shutle bus ke jeonju stlh booking dpt email dari Jbshutle nya trus byr pake paypal seharusnya dpt email lg ga jbsuthle bus nya.
    thx sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello Renata, klo kamu ragu silahkan email kembali aja jbshuttle. Nanti akan ada konfirmasinya status pembayaran kamu. Untuk jaga-jaga jangan lupa di print bukti emailnya ya

      Hapus
  2. Kaaa mau tanya. Booking trip jeonju dimana?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI BELAJAR

I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG                         Dalam setiap studi pendidikan dan penerapannya dilapangan, banyak ditemukan kendala dan berbagai macam permasalahan. Ditambah lagi pendidikan di indonesia menuntut peserta didik harus menguasai standar kopetensi yang telah ada. Banyak diantara mereka kesulitan dalam mencapai standar tersebut. Maka dari itu, dalam makala ini kami mencoba menelaah dan menganalisis pemasalahan permasalahan yang menjadi kendala bagi peserta didik, terutama kondisi belajar. Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. 1.2 TUJUAN                         Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana

SUMBER BELAJAR

   BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani :   Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Keadaan ini diperparah p

penilaian alternatif

     BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang             Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif. Dan lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam setiap bidang studi.             Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa adanya standar yang digunakan sebagai   norma, penilaian kurang berarti. Untuk menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan, alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang terkontrol.             Penilaian itu bukan pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment. Interpretasi selalu menunjuk adanya perbandingan. Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan hukuman yang bersifat umu