Langsung ke konten utama

Refrehing Pondok Rasamala, Gunung Halimun Salak Endah Bogor 2017

               H-1 minggu sebelum lebaran, ketika ditanya Ayah mau liburan kemana tahun ini, kita masih belum ada plan. Klo si Kiki si pengennya liburan ke Sawarna, klo saya pribadi agak males ya karena sudah 2x pergi ke sana dan ada rencana liburan tahun baru besok mau ke Sawarna bersama keluarga besar (lagi). Setelah browsing-browsing mencari tempat glamping biar kekinian dan instagramable jatuhlah pilihan ke Pondok Rasamala yang terletak di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Bogor.
            Wihhh …. Setelah baca berbagai blog dan lihat di situs resminya Pondok Rasamala di www.pondokrasamala.com langsung lah saya email malam itu juga untuk bertanya mengenai harga penginapan dan lain-lain. Bagusnya Pondok Rasamala besok paginya fast respon kirim price list berikut dengan fasilitas yang tersedia jadi bisa langsung saya tindaklanjuti.
            Hasil dari musyawarah keluarga (ceileh keluarga isinya cuma 4 orang doang juga), fix tahun ini kita liburan ke Kawasan Gunung Salak Endah Bogor. Selain karena menghindari kemacetan dari segi jarak juga okelah, tidak perlu berlama-lama di jalan. Villa yang kita pilih adalah Villa Puspa selain karena kita mau pergi cuma ber-4, villa ini juga cheaper dibandingkan dengan yang lain cocoklah buat keluarga sederhana seperti kami.
Harga villa selama high season lebaran eve mulai dari Rp. 1.000.000,00 – Rp 5.600.000,00 semua tergantung dari jumlah orang yang mau menempati dan fasilitas yang diinginkan. Seperti villa puspa terdiri dari 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, teras dan breakfast 4 pax. Villa yang paling mahal Cendana terdiri dari 7 kamar tidur, 3 kamar mandi, dapur dan ruang keluarga. Bahkan di jenis villa Harendong terdapat studionya loh. Jadi semua tinggal pilih tergantung kebutuhan. Sedangkan untuk glamping sendiri harga mulai dari Rp. 2.100.000,00 – Rp 3.000.000,00, semua juga tergantung dari jumlah orang yang akan menempati ada yang bisa muat 6 orang sampai belasan orang. Untuk info lebih lanjut ada baiknya langsung telepon ke head office’nya, mba-mbanya ngebantu banget kok. Ketika saya Tanya-tanya langsung ke head office sudah H-4 lebaran. Untungnya Pondok Puspa belum ada yang booking, untuk booking bisa DP dulu 25%, berhubung H-3 lebaran Office sudah cuti bersama jadi lebih baik langsung bayar lunas. Setelah kirim bukti transfer ke Mba Dian (salah satu officer Pondok Rasamala) langsung diproses untuk tanggal 25-26 Juni 2017 dikirim no contac yang bisa dihubungi ketika di Pondok Rasamala. Oh iya untuk kamu yang mungkin mau lebih simple di Pondok Rasamala juga tersedia paketan untuk makan siang, makan malam, sarapan, snack dan BBQ loh. Harga? Silahkan Tanya langsung ya.
Hari H lebaran, setelah silahturahmi ke rumah nenek dari Ayah dan rumah nenek dari  Ibu, segera pulang ke rumah makan siang dan istirahat sebentar sambil liatin Ibu yang tadinya agak ogah-ogahan ikut sekarang malah semangat banget nyiapin barang-barang yang mau dibawa dari semalam. Setelah sholat Dzuhur, kira-kira jam 12 lewat kami langsung cusss, bermodal GPS dan memang secara keseluruhan ayah juga sudah tau si jalannya kami meninggalkan Depok.

Karena masih lebaran hari pertama, kondisi jalan bisa dikatakan lancar, macet dilokasi-lokasi yang memang setiap harinya sudah terkenal macet. Jalan yang kami lalui adalah jalan raya Jakarta-Bogor. Baru belok kanan menuju IPB Darmaga, Jalan Soleh Iskandar. Nah karena sedang ada pembangunan underpass tol lingkar luar Bogor, ketika di daerah Yasmin macet semacet macetnya, apalagi saat itu matahari sedang panas terik-teriknya. Selanjutnya perjalanan pun dikatakan lancar, setelah melewati IPB Darmaga dan bertemu dengan pertigaan Ciampea belok kiri menuju jalan Cikampak. Setelah ini mulai masuk jalan yang cukup untuk 2 mobil saja, kondisinya jalanannya bagus dan lancar hanya saja akan kesulitan bagi pengendara mobil jika banyak mobil-mobil yang parkir dibibir jalan jadi harus bergantian jalan. Lanjut menyelusuri jalan Segog Paminjahan, dan lalu Jalan Gunung Bunder. Sampai saat sini baru mulai berasa jalanan didominasi oleh tanjakan yang kadang berkelok. Oh iya ketika sudah mulai masuk pertigaan Ciampea sepanjang jalan saya tidak melihat adanya pom bensin, tapi tenang saja pertamini selalu ada beberapa meter sepanjang jalan.
Di pintu masuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak, sudah ada petugas atau ranger yang berjaga. Kita harus bayar tiket perkepala Rp 12.500,00, untuk motor harganya Rp 5.000,00. Tapi sayangnya ketika bayar kita tidak diberikan tiket masuknya, pengen minta si agar memastikan uangnya masuk kas daerah. Pondok Rasamala letaknya masih di dalam atau tengah-tengah dari kawasan Gunung Salak Endah jadi sebelum sampai di penginapan kita bisa liat-liat dulu ada obyek wisata apa aja sambil menikmati hawa-hawa pegunungan yang sejuk dan dingin. Tenang saja disetiap objek wisata akan ada umbul-umbul keterangannya jadi kamu tidak perlu takut terlewat. Banyak sekali spot-spot fotoable disana buat yang mau hunting spot foto. Mulai dari jejeran hutan pinus yang tertata rapi dan banyak sekali curug atau air terjun yang lokasinya antara satu dengan yang lain saling berdekatan.


Kondisi Jalan di Salak Endah pagi hari

Adem
Karena cuaca sudah mulai mendung, rencana ingin naik motor pelan-pelan sambil menikmati pemandangan dan udara segar pegunungan harus kandas karena hujan mulai turun agak deras jadi kita mempercepat perjalanan ke penginapan. Tips untuk yang ingin kesini adalah bawa payung atau jas hujan ya, karena ini kawasan hutan jadi cuacanya mudah berubah, sebentar hujan dan sebentar lagi cerah, selama saya disana seperti inilah cuaca yang saya alami. Untuk jalan disekitar kawasan Gunung Salak Endah ini ada banyak bagian yang menurut saya perlu diperbaiki untuk menunjang kemajuan pariwisata disini, apalagi banyak warga sekitar yang mengandalkan ekonominya dari kedatang wisatawan dengan membuka warung penjaja makanan.

Pintu masuk Pondok Rasamala

Yeeee …. Akhirnya Pukul 14.00 kita sampai, masuk dikawasan Pondok Rasamala langsung laporan ke bagian pos depan dan langsung diantar ke Villa Puspa. Villa Puspa terdiri dari 2 ruangan, masing-masing terdiri dari kamar tidur, kamar mandi di dalam dengan no water heater jadi tau lah dinginnya air langsung dari pegunungan yang bikin mager mandi, untungnya kita punya teras, dimana segala aktivitas utama keluarga saya dilaksanakan disini seperti makan dan ngobrol santai. Tersedia juga dispenser dan peralatan makan 4 piring dan 4 gelas.
Petunjuk arah Glamping


Villa Puspa, tempat kami menginap

Me and My Bro

mumpung akur

Tidak lama setelah menaruh barang di kamar, saya dan Kiki langsung memutuskan untuk berkeliling melihat fasilitas yang tersedia walaupun saat itu masih gerimis mengundang. Untuk kali ini tidak banyak foto yang bisa ditampilkan karena HP saya memory cardnya tidak kebaca, jadi cuma mengandalkan kamera Kiki aja deh.
Kesimpulan dari pengamatan saya adalah, kawasan Pondok Rasamala memiliki keunikan yaitu seluruh bangunannya menyatu dengan alam. Hampir disetiap depan villa atau glamping terdapat taman dengan suara aliran sungai mengalir. Syahdu rasanya. Untuk hari pertama ini belum terlalu ramai baik di villa maupun glamping hanya terisi beberapa saja. Oke mumpung sepi kita gaya di depan glamping-glamping yang bentuknya lucu ini ya. Fasilitas lainnya disini adalah banyak taman bermain untuk anak-anak, parkir yang cukup luas, lapangan bola, semacam aula untuk berkumpul atau makan bersama dan ada kolam renang. Catatan ketika saya kesini kolam renangnya agak kotor terlihat dari dasar kolamnya dan kolamnya pun ternyata agak kecil ya. Tapi fasilitas shower untuk bilas semua masih berfungsi dengan baik. Oh ya katanya disini juga tersedia paket untuk acara gathering juga loh.


Fasilitas kolam renang

Kondisi jalan di Pondok Rasamala

taman

Villa Kisampang

Glamping


Ternyata muter-muterin Pondok Rasamala doang juga sudah bikin keringetan ya. Setiap Villa yang tersedia disini bentuknya pun berbeda, ditambah ada jarak antara villa satu dengan yang lainnya jadi jika liburan disini dijamin privasi tetap terjaga. Setelah puas jalan-jalan dan ternyata masih sore sekitar jam setengah 4, kami berempat memutuskan jalan-jalan ke obyek wisata terdekat dengan jalan kaki, yaitu Curug Pangeran.
Setelah 5 menit jalan kaki dari Pondok Rasamala, mulai terlihat petunjuk arah menuju Curug Pangeran 2 Km masuk ke dalam lagi dengan kondisi jalan berbatu tapi rapi dan menanjak. Sebenarnya ke dalamnya bisa kok dengan berkendara karena diatas juga tersedia parkiran. Karena kita mau jalan kaki santai sambil menikmati suasana tapi berakhir agak pegel juga ya. Untuk masuk ke Curug Pangeran kita pun dikenakan tiket lagi Rp 10.000,00/orang tapi kali ini diberikan kok tiketnya. Dari pintu masuk tiket ternyata curugnya masih masuk ke dalam lagi. Kondisi jalan bagus berbatu hanya saja dengan struktur naik turun dan habis diguyur hujan jadi harus hati-hati ya jalannya.
Curugnya tidak terlalu besar seperti yang saya kira, tapi tidak mengurungkan saya untuk turun main. Kondisinya pun sedang tidak ramai hanya ada beberapa orang saja yang main dan tidak lama kami main mereka pergi, jadi ini Curug Pangeran terasa milik sendiri. Air Curug Pangeran bersih dan bening sekali, kolam dibawah Curug berwarna biru tosca. Si Kiki tanpa ba bi bu langsung buka baju, hanya memakai kolor saja turun. Ih sayangnya saya tidak bawa baju ganti, ingin sekali rasanya ikut nyebar. Tidak lama Ayah ikutan nyebur juga, malah sok-sokan berenang sampai ke tengah kolam. Menurut Ayah makin ketengah makin dalam dan tarikan dari arus air terjun pun cukup kencang, jadi hati-hati ya main disini. Sebenarnya ada tali ditengah-tengah kolam, mungkin itu maksudnya sebagai pembatas juga, karena tidak ada ranger yang berjaga disini jadi harus lebih bisa mengukur kemampuan diri ya. Oh ya disekitar sini cuma ada tulisan peringatan untuk tidak bermain di sekitar air terjun jika terjadi hujan dikhawatirkan akan ada air bah.
Parkiran Curug Pangeran

Kondisi jalan di Curug

Jin Tomang


Sok Gaya


Air terjun yang jernih


Kalo si Ayah ga tahan lama berenang disebabkan air pegunungan yang dingin, sebentar saja sudah menggigil, ya faktor usia juga si ya. Klo si Kiki yang cadangan lemaknya banyak dia si biasa aja, malah sempet banyak gaya minta difoto-foto. Note: disini tidak ada tempat ganti pakaian, jadi klo mau basah-basahan bisa ganti di penginapan atau di mobil, atau jika kamu berani, ganti bajunya di sela batu-batu besar di sepanjang sungai. Tidak lama bermain disini kami sudah puas, sepanjang pulang bertemu dengan beberapa rombongan yang baru datang. Untunglah tidak barengan mereka jadi tadi walaupun main sebentar cukup puas lah.
Karena cuaca yang dingin, jadi bikin cepat laper juga. Sebelum pulang beli pop mie dan kopi untuk menghangatkan tubuh di penginapan.Tidak lama sampai di penginapan hujan pun turun kembali. Kami menghabiskan waktu dengan ngobrol dan ngemil. Walaupun baru pukul lima sore tapi keadaan sudah gelap sekali seperti malam. Suara katak dan serangga malam lainnya mulai bermunculan dan bersahutan. Karena keadaan yang sepi, aliran air di parit pun sepanjang malam sangat terdengar jelas. Beberapa rombongan mulai berdatangan, Villa Bambu dan Villa Dayak sudah terisi pengunjung. Setelah sholat magrib kami makan malam, karena bingung mau ngapain lagi jadi kita tidur-tiduran aja di kamar masing-masing. Saya tidur dengan ibu, dan ayah tidur dengan kiki.
Menu Sarapan

Subuh kami sudah bangun, niat kami hari ini adalah menyelusuri beberapa tempat wisata lainnya dengan berjalan kaki (lagi) biar ala-ala trecking. Tapi kami jalannya nunggu sarapan datang sedangkan sarapan baru datang sekitar jam 7. Sambil menunggu jam 7 ajak Ibu dan Ayah jalan-jalan menyelusuri Pondok Rasamala dengan track yang sama persis kami lalui kemarin sore. Jam 7 sarapan datang, menu sarapannya adalah nasi goreng, ayam goreng, kerupuk, timun, sambel goreng dan teh hangat. Tidak lama selesai sarapan langsung berjelajah mumpung masih pagi masih sepi.

Curug Ngumpet 1





Tempat pertama yang kami datangi adalah Curug Ngumpet 1. Untuk masuk Curug ngumpet ini kita dikenakan karcis lagi Rp. 3.500,00/orang. Letak Curug tidak terlalu jauh dari jalan raya tidak seperti Curug Pangeran. Tapi klo masalah keindahan masih bagusan Curug Pangeran. Curug Ngumpet 1 ukurannya pun relative kecil, tidak bisa dipakai berenang, palingan untuk basah-basahin kaki aja sama foto-foto. Ke unikan nya adalah banyak tanah lapang nan rindang yang bisa dipakai piknik ground bersama keluarga. Tidak lama kami disini hanya sekitar 15 menit saja.
Awas jatuh




Perjalanan di lanjutkan dengan si Kiki yang kekeh sumekeh mau ke Kawah Ratu. Padahal saya sudah peringatkan mungkin Kawah Ratu disini maksudnya adalah Kawah Ratu Gunung Salak yang pernah saya kunjungi ketika Nalfisosrata zaman awal kuliah di Geografi, karena dulu untuk bolak balik sana butuh waktu hampir seharian. Setelah sebelumnya pun bertanya dengan ranger, menurut ranger untuk menuju Kawah ratu sekali jalan dibutuhkan waktu sekitar 2 – 2,5 jam jalan kaki tergantung kecepatan jalannya, jadi bolak balik 5 jam dong ya. Si Kiki tetep aja teguh dengan pendiriannya, oke ikutin aja dulu deh kemauannya, biar ga penasaran. Setelah jalan kaki hampir setangah jam lagi dengan track yang terus menanjak. Akhirnya kita bertemu dengan tulisan, selamat datang di pendakian Kawah Ratu dan camping ground. Ya udah jalan setengah jam aja baru tulisan selamat datang. Setelah dibujuk Ayah Ibu untuk tidak kesana dan tidak akan keburu waktunya, karena jam 12 kita sudah harus check out, akhirnya si Kiki yang keras kepala ini luluh juga.
Karena masih pagi kita lanjut jalan lagi, menuju ke arah sebaliknya melewati kembali Pondok Rasamala. Sejauh kita jalan, objek wisata lainnya masih seputaran curug ada Curug Kondang dan Curug Gua lumut. Ingin rasanya memasuki semua curug tapi setelah tahu untuk setiap masuk Curug itu harus bayar tiket masuk lagi, kami mengurungi niat apalagi setelah melihat 2 curug sebelumnya.
Pintu menuju Curug Ciampea

Jalan menuju pemandian air panas

Jalan menuju batu melayang

Semakin pagi, semakin banyak mobil keluar, tapi arah mereka jalan kok kayanya bukan ke Curug sekitar sini ya. Setelah tanya-tanya juru parkir di Curug Kondang, katanya masih ada objek wisata terkenal lainnya seperti Curug Cigamea, Situs Batu Gantung, Curug Bukit Panorama dan Pemandian air Panas. Jaraknya sekitar 15 – 20 menit dengan berkendara. Oke mata kami langsung berbinar-binar mendengar kata pemandian air panas, apalagi emang tidak ada satupun diantara kita yang belum mandi. Akhirnya Ayah dan Kiki balik ke Villa ambil baju salinan dan motor, saya dan Ibu tunggu di depan Curug Kondang aja ya.
Tujuan kami adalah pemandian air panas, jalannya lumayan jauh, dengan kondisi jalan yang bagus, naik turun dan berbelok-belok, ternyata setelah Pondok Rosamala banyak villa-villa lainnya bahkan saya lihat ada 2 resort yang nampaknya high class jika dilihat dari pintu gerbangnya. Dari pinggir jalan raya masih harus masuk lagi ke semacam jalan desa sekitar 5 menit lebih, letaknya agak ke dalam. Belum sampai persis di pintu masuk pemandian air panas, kami sudah dijegat untuk parkir motor. Biaya parkir 2 motor Rp 15.000,00.
Ticket/pintu masuk pemandian air panas

Masuk ke pemandian air panas dikenakan lagi tiket Rp 10.000,00 per orang. Untuk menuju pemandian air panas harus ditempuh jalan kaki sekitar 10-15 menit menyelusuri anak tangga naik turun, lumayan juga si nih ya udah 1.000 langkah kayanya hari ini deh. Setelah mentok jalan kita agak bingung, mana pemandian air panasnya. Yang ada kios-kios penjual makanan atau penyewaan gubung untuk keluarga yang mau piknik. Ternyata untuk menikmati pemandian air panas harus bayar tiket lagi Rp 5.000/orang. OMG komersil sekali tempat wisata disini. Klo mau yang gratis bisa main di sungai besar berbatu, celupin kaki atau mandi dikucuran air.
Lagi-lagi si Kiki yang keras kepala ini penasaran mau tau kaya apa di dalam. Oke kamu masuk sendiri dan foto-foto bagian dalamnya kaya apa nanti baru kita putuskan mau masuk apa engga. Menurut Kiki di dalam juga ada pemandian air panas pribadi tetapi bayar lagi Rp 35.000,00. Tapi setelah ditunjukin fotonya kaya apa ternyata itu hanya sebuah kamar kecil dengan kolam mandi yang kecil pula. Karena mungkin merasa sudah sayang datang dan jalan jauh-jauh kesini, Kiki masih maksa untuk masuk, yaudah deh kata Ayah masuk aja biar si Kiki ini diam.
Kolam untuk anak kecil

Kolam pribadi

Kolam untuk orang dewasa

Kondisi kolam pribadi

Pemandian air panas hanya terdiri dari 2 kolam, satu kolam untuk anak kecil dan kolam diatas yang memiliki kedalam 1,5 m untuk dewasa. Ada juga penyewaan ban Rp.5.000,00. Keadaannya memang tidak terlalu ramai, tapi setelah melihat airnya yang berwarna agak kecokelatan dan kolamnya yang kecil kok ya ga tertarik untuk nyebur ya. Oke daripada sayang-sayang udah bayar ga ngapa-ngapain masa cuma duduk dan ngeliatin orang lain renang. Saya dan Kiki celupin kaki aja deh dipinggir kolam, rasa kolamnya si hangat-hangat kuku. Kami pun tidak lama disini hanya 10 menit mungkin langsung kembali pulang.
Mom & Dad

Sungai depan Pemandian air panas

Jalan menuju Air Panas

Untuk sepanjang jalan pemandian air panas ada pemandangan hutan dan sungai yang indah jadi mengobati rasa kecewa kami lah. Sepanjang perjalanan langit mulai gelap kembali. Kami mempercepat kepulangan kami karena takut hujan di jalan sedangkan jas hujan hanya ada 3. Jam 11 kami sudah meninggalkan Pondok Rasamala klo saya pribadi si sebenernya masih belum ingin pulang, tapi janji sama Kiki nanti pas pulang kita jalannya pelan-pelan yak klo ada tempat yang keren untuk foto harus berhenti pokoknya.
Rute jalan kami masih sama setelah melewati pertigaan Ciampea, tapi kami belok ke Jalan Parung untuk menghindari macet di Darmaga. Tapi yang ada kami malah kejebak macet di sepanjang jalan, kami pun tetap melanjutkan jalan walaupun dari Bogor sampai Cilodong terus keguyur hujan deras.
Kesimpulannya, wisata alam yang bagus untuk refreshing dengan banyak pilihan objek wisata di satu tempat. Minusnya untuk masuk ke setiap objek wisata dikenakan tiket, mungkin tidak masalah jika harus bayar tiket tapi fasilitas yang ditawarkan pun menarik. So mungkin kedepannya akan jadi lebih menarik jadi jangan pesimis untuk mengunjungi tempat wisata disini.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI BELAJAR

I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG                         Dalam setiap studi pendidikan dan penerapannya dilapangan, banyak ditemukan kendala dan berbagai macam permasalahan. Ditambah lagi pendidikan di indonesia menuntut peserta didik harus menguasai standar kopetensi yang telah ada. Banyak diantara mereka kesulitan dalam mencapai standar tersebut. Maka dari itu, dalam makala ini kami mencoba menelaah dan menganalisis pemasalahan permasalahan yang menjadi kendala bagi peserta didik, terutama kondisi belajar. Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. 1.2 TUJUAN                         Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana

SUMBER BELAJAR

   BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani :   Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Keadaan ini diperparah p

penilaian alternatif

     BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang             Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif. Dan lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam setiap bidang studi.             Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa adanya standar yang digunakan sebagai   norma, penilaian kurang berarti. Untuk menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan, alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang terkontrol.             Penilaian itu bukan pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment. Interpretasi selalu menunjuk adanya perbandingan. Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan hukuman yang bersifat umu