Rasanya baru sekejap saya tidur menutup mata,
tiba-tiba Ms Lydia membangunkan saya untuk siap-siap dan bangunin anak-anak
lain. Karena ternyata anak-anak sudah dibangunin Ms Lydia sebelumnya tapi belum
ada yang beranjak dari tempat tidur mereka. Harus Emaknya juga ini mah yang
turun tangan emang ya. Satu-satu saya bangunin mereka untuk siap-siap dengan
barang bawaan masing-masing, terutama jangan sampai lupa dengan jaket tebal,
syal, kupluk dan benda-benda yang bisa menghangatkan tubuh lainnya. Bahkan kita
bawa bedcover yang ada dihomestay buat kita pakai di elf agar bisa lanjut
tidur. Agak kasian juga si melihat mereka baru istirahat nyenyak sebentar sudah
harus bangun. Tapi ga apa-apa ya nak, kita lanjut tidur di elf biar bisa
melihat sunrise di Bromo nanti. Sebelumnya ditengah perjalanan mampir ke
Indomaret 24 jam dulu ya, untuk beli beberapa dus aqua dan amunisi obat-obatan
ditambah terutama antangin dan obat-obatan yang menghangatkan tubuh.
Sekarang karena di mobil giliran saya yang terjaga
dan Ms Lydia tidur, ternyata perjalanan dari homestay ke tempat naik jeep
lumayan jauh. Banyak anak-anak yang memanfaatkan moment ini untuk tidur
kembali, sedangkan saya berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidur juga tapi
tetap saja agak susah, pasti sebentar-bentar ke bangun. Sampailah kami disebuah
desa tempat kami harus pindah transportasi dari elf ke jeep. Walaupun dini hari
tapi tetap saja banyak para pedagang yang menjajakan kupluk, syal, sarung
tangan atau pernak pernik lainnya yang berbau khas Bromo, kadang pun agak maksa
si nawarinnya, itupun nawarin dari harga yang lumayan mahal sampai akhirnya
turun drastis ketika kita sudah mau pergi. Tetap semangat juang ya Bapak-bapak
pencari nafkah keluarga.
Untuk naik jeep Karena isi rata-ratanya hanya
sekitar 5 orang, jadi dibagi menjadi 3 tim ya, untuk menentukan tim’nya lagi
pun Ms Eka yang menentukan, ada tim yang ikut Ms Eka, Ms Lydia dan Bang Toyib.
Perjalanan dari desa ini pun dengan jeep ternyata masih jauh sekitar 2 jam’an,
kantuk sudah tak tertahankan apalagi sejauh mata memandang hanya hitam pekat
saja yang terlihat karena masih dini hari. Walaupun jalannya berliku-liku tapi
saya tetap sekali-kali angguk-angguk karena saking ngantuknya. So sweetnya
karena anak-anak dibelakang mungkin daritadi sudah melihat saya kepayahan
dengan kantuk saya, diam-diam menaruh bantal tidur mereka dileher saya agar
saya tidak perlu ke-angguk-angguk lagi. Terkadang justru perhatian kecil
seperti ini yang menyentuh hati saya.
|
Baru nyampe masih gelap |
|
Mentari dibelakang kami mulai muncul |
|
Golden sunrise |
Sesampai daerah Pananjakan Gunung Bromo ternyata
sudah ramai sekali, sehingga jeep kami tidak bisa parkir lebih mendekati lokasi
Pananjakan. Turun dari Jeep sudah banyak sekali para penjaja dagangan, mulai
dari penjual bunga edelweiss (jangan beli ya, karena seharusnya bunga ini
dilindungi karena semakin langka), penyewaan jaket tebal, dan toko-toko lainnya
yang menawarkan makanan dan minuman hangat. Untuk menuju Pananjakan pun sudah
ramai manusia yang menantikan matahari terbit. Sudah tidak ada lagi spot foto
yang bagus. Walaupun udara dingin menggigit tapi tidak lupa dulu ya menunaikan
ibadah Sholat Subuh. Disini tersedia tempat sholat semacam seperti gajebo
terbuka. Ya ampun ketika mengambil air untuk berwudhu rasanya seperti air dari
kulkas.
Sholat selesai buru-buru pakai kaos kaki dan sarung
tangan kembali. Lalu merapat barisan dengan anak-anak lainnya. Waktu sudah
menunjukan pukul 05.00 lewat, sedikit-sedikit kita bisa melihat langit berubah
warna ke emasan. Subhanallah bagusnya, makin lama pun pemandangan gunung-gunung
yang mengelilingi areal sekitar Penanjakan. Puas foto sana sini, walaupun agak
kurang bagus ya backroundnya karena sulitnya mencari spot yang bagus untuk foto
beramai-ramai, saatnya menuju destinasi berikutnya Kawah dan Puraluhur Bromo.
Tapi eitss …. Sebelumnya mas guide kita ngajak di spot rahasia yang orang
banyak kurang tau, dengan backroud Gunung Bromo.
|
Sudah terang |
|
Di jalan mau ke jeep |
|
Genk girls |
|
Genk boy |
|
Boys and Girls |
Sekarang perjalanan menuju kawah Bromo, lumayan jauh
juga si dari Pananjakan, kembali ngantuk menyerang. Sesampai dikawasan ini
masih belum terlalu ramai, saatnya yang pas untuk mengajak anak-anak sarapan
dulu. Yang penting mereka makannya tepat waktu biar sehat dan happy terus.
Sarapan kita cari warung-warung yang ada di sekitar sini saja. Sarapan kali ini
temanya adalah mie instan yang sangat cocok dimakan dengan suhu yang dingin.
Hampir semuanya mesen mie goreng atau mie rebus dengan telur ataupun nasi untuk
anak-anak cowok biar tetap strong HAHAHAHA Kecuali Ms Lydia yang pagi-pagi
sudah memilih nasi rawon untuk sarapan. Minumnya ada yang teh anget tawar atau
teh manis anget. Entah kenapa saya merasa teh anget di Malang agak beda rasanya
dengan teh yang biasa saya minum di rumah. Hampir setiap makan saya selalu
mesan teh anget karena wangi dan rasa yang khasnya.
Sarapan kali ini agak lama yang selesainya, karena
penjualnya ada sepasang kakek & nenek yang cukup kewalahan dengan pesanan
rombongan kami, jadi ada yang makan duluan ada yang harus nunggu lagi. Belum
lagi tidak lama kemudian datang rombongan baru yang mau sarapan juga.
Alhamdullilah rezeki kakek dan nenek dipagi hari. Untuk satu paket mie harganya
Rp 10.000 – Rp 12.000, sedangkan minuman Rp 2.000 – Rp 3.000. Murah bukan untuk
ukuran tempat wisata. Selesai makan semua sekarang saatnya explore kawah Bromo.
Untuk yang mau ke kawah menggunakan kuda bayar sendiri ya, biaya tidak
ditanggung Hehehehe.
|
Erupsi lumayan besar |
|
Masih pagi lumayan |
|
Ga keliatan juga si ya mukanya |
|
Stuck sampai sini aja ya |
|
Bersama bang Toyib |
|
entahlah mereka nunjuk apa |
Semakin kita mendekati kawah, abunya semakin tebal,
memaksa kita semua harus memakai kacamata dan masker karena mulai mudah
kelilipan dan mengganggu pernapasan. Sesekali kami berpapasan dengan
turis-turis yang baru saja turun dari kawah, baju mereka sudah penuh dengan
debu menempel. Erupsi debunya semakin besar serasa turun salju, pada akhirnya
kami memutuskan untuk tidak lanjut naik ke kawah. Hanya foto-foto dengan latar
belakang Bromo.
Next kita menuju padang savanna, saat menuju savanna
kita melewati gumuk-gumuk pasir yang terhampar luas. Indonesia memang keren,
walaupun di daerah tropis di satu tempat yang sama kita merasakan padang pasir
dan savanna ala Afrika. Yang paling seru adalah kita ngebut-ngebutan dengan
jeep yang lainnya. Kita di dalam jeep terus menyemangati Mas sopir agar tidak
tertinggal. Seru sekali serasa off road, apalagi ketika kita melewati kubangan
air dan jahilin orang yang ada disekitar situ jadi tercipratan air Hahahaha
(agak jahat si kita, tapi seru euy).
|
Kami di savana |
|
ini yang ga mau naik ke atas bukit |
|
Kasian banget ya kudanya di naikin Dira hehehe |
Sesampai di savannah cuaca makin panas, sudah ga
betah lagi pake jaket yang tebal tadi. Saya yang agak mager males jalan-jalan
kesana kemari berbanding dengan anak-anak cowok yang sudah menghilang
mengexplore bukit-bukit. Karena takut mereka ilang mau ga mau saya mengikuti
mereka. Sedangkan anak cewe yang agak lemah kaya Yoan, Athaa, Dhea dan Dira
mereka menyewa kuda poni untuk jalan-jalan menyelusuri area sekitar savannah.
Perjalanan menuju bukit teletubbies bukan perkara mudah apalgi buat saya, Ms
Lydia, Fazsa dan Anin. Kita harus saling membantu melalui jalan-jalan kecil
penuh tanaman yang tinggi. Untung ada Mas fotografer yang setia foto-foto
perjalanan dan bantu kita. Sampai ditengah perjalanan, tiba-tiba anak cowo yang
ga bisa diem itu turun dan bilang ayo balik aja, ga ada apa-apa di atas. Ya
ampun, yaudah deh yang penting penasaran kalian udah ilang. Setelah dibawah
menyempatkan diri untuk foto bareng sekarang saatnya menuju destinasi terakhir
Pasir Berbisik.
|
Kurusan aja si zsa, udah kaya orang korea deh |
|
It's Me |
|
Ms Lydia dan Fazsa |
|
Ikutan nanjak tapi jalannya malas-malasan |
|
Semak-semak pun kami terobos |
|
Kami ga naik ampe atas sampai sini aja cukup |
|
Nah mereka nih yang kuat naik ampe atas |
Di area Pasir Berbisik ini kita hanya foto-foto aja
si ya dengan berbagai gaya, baik foto secara berkelompok maupun sekelas. Karena
sejauh kita memandang hanya ada pasir. Puas foto-foto saatnya meninggalkan
kawasan Bromo, menuju desa dan balik lagi ke panginapan. Untuk harga penyewaan
1 Elf, saya kurang tau. Yang pasti 3 elf dan mobil selama kita 3 hari Malang
totalnya adalah Rp 3.500.000,00.
|
Mau foto lompat yang gagal |
|
Cerar sok Cool |
|
Kondisi dalam Jeep |
|
Foto sekelas is a must |
|
Entah lah Dira dan Ename gaya apa |
|
Si tengil emang |
Selama perjalanan pulang, rata-rata sepi karena
anak-anak kebanyakan terlelap tidur karena kelelahan sepertinya mereka. Sampai
pada akhirnya sudah jam 1 siang lewat, saya membangunkan mereka untuk makan
siang dulu. Sebagian besar merasa masih ngantuk, jadi bertanya harus banget
mereka makan sekarang. Ya harus, klo jalan sama Ms Eka waktunya makan ya harus
makan. Dengan muka bantal dan masih layu mereka masuk ke rumah makan. Rumah
Makan ini namanya Warung Mba Sri, Seperti namanya Mama Yoan Ya. Menawarkan
berbagai makanan tradisional. Sumpah ini tempat makan yang paling enak, selama
di Malang, anak-anak pun yang tadi agak males-malesan makan jadi semangat.
Sebagian besar memesan nasi ayam goreng, ada juga yang memesan soto ayam, soto
daging kalo saya beda sendiri mesan rawon. Beh Rawonnya mak nyus. Harga makanan
disini seporsinya sekitar Rp 18.000 – Rp 25.000 untuk minum saya sarankan
mereka minum jus/milk shake tapi tetep juga si ada yang maunya es teh manis,
maksudnya buat penambah tenaga mereka. Untuk minum harganya mulai dari Rp 3.000
– Rp 8.000. Kategorinya murah dengan makanan sepuas ini. Lokasinya pun lumayan
luas dan nyaman walaupun pada saat itu juga sedang ramai warung makannya.
|
Warung makan ke sukaan di Malang |
|
Mari makan siang |
Jadwal berikutnya seharusnya kita ke Kebun Apel,
tetapi jika kita ke Kebun Apel artinya sampai penginapan sudah sore sekali dan
langsung siap-siap menuju BNS. Sebelum memutuskan saya Tanya anak-anak mereka
maunya gimana. Setelah saya jelaskan ke Kebun Apel, untuk metik apel dan bisa
makan free apel disana. Mereka merasa tidak tertarik, mereka lebih memilih
untuk kembali ke penginapan lebih cepat, bisa mandi dengan nyantai dan
istirahat sampai magrib di penginapan. Oke baiklah jadi kita tidak ambil paket
petik apel ya.
|
Mengisi waktu luang dengan bermain bersama |
|
Abang tukang bakso mari-mari sini |
|
Cuaca dingin makan bakso malang, PASSSS |
Setelah buat janji, setelah magrib akan dijemput
untuk ke BNS, Bang Toyib guide kami meninggalkan kami untuk free time di
penginapan. Asik bisa mandi dan keramas dengan tenang, anak-anak pun ada yang
ngobrol, main hp, main kartu, tidur-tiduran terserah mereka melakukan apa saja.
Tidak lama kemudian hujan mengguyur Kota Batu, udara terasa semakin dingin.
Kita berkumpul di ruang tamu untuk sekedar mengobrol dan becanda kebetulan
disaat yang tepat tukang bakso Malang lewat. Langsung saya panggil, semua boleh
pesan bakso malang sebagai snack sore. Bahkan untuk anak-anak cowok dipersilahkan
nambah 1 porsi lagi. Harga 1 porsi bakso malang komplit Rp 10.000.
|
Mereka jagoan makan |
|
After tukeran kado |
Selesai makan bakso malang, mumpung semua ngumpul
kita tukeran kado. Dag dig dug nih dapetnya jong ga ya. Alhamdulilah klo saya
dapetnya payung, lumayanlag berguna. Ada juga yang kesel karena merasa hadiah
yang didapat harganya kurang dari Rp 20.000, seperti Oik ini yang dapat gelang
dari Rafli Hahahaha. Sudahlah namanya juga nasib. Masih ada waktu sebentar
kesempatan saya untuk tidur. Setelah ijin ke Ms Lydia untuk mengawasi anak-anak
selama saya tidur akhirnya saya bisa tidur dengan tenang sampai pada akhirnya
Fazsa bangunin saya karena memang sudah waktunya untuk siap-siap ke BNS.
Rasanya seperti sebentar sekali tidur.
Anak-anak selesai sholat magrib dan memastika mereka
semua membawa barang penting kita berangkat ke Batu Night Spectacular atau
disingkat BNS. Yuhuuu…. Saatnya ke taman hiburan. BNS itu seperti dufan ala
Jawa Timur tetapi baru bukanya hanya malam-malam dan lebih kecil aja si.
Untungnya sebelum masuk Bang Toyib sempat menjelaskan untuk main-main di dalam
nanti bayar lagi ya, harganya sekitar Rp 5.000 – Rp. 30.000 tergantung
wahananya. Kontan saja saya langsung bertanya apa tidak ada tiket terusan.
Kasian sekali klo anak-anak tidak bisa mencoba semua permainan karena uang
jajan mereka bisa habis. Ternyata ada tiket terusan harga Rp 100.000/orang kita
bisa naik semua wahana tapi cukup sekali saja setiap wahananya. Setelah diskusi
dengan Ms Lydia sebagai pemegang uang, inshaa Allah uangnya juga cukup jika
kita nambah Rp 70.000. Oke lebih baik itu jadi anak-anak bisa puas main
daripada tiket Rp. 30.000 tapi tidak bisa main semua wahana.
|
Foto sambil nunggu dibeliin tiker |
|
Wihhh ... seru kan bisa main malam-malam |
Permainan yang langsung kami coba bersama adalah
kursi terbang semacam kaya ontang anting di dufan. Wahananya lebih kecil si
tapi karena disini mainnya malam-malam jadi kita merasakan sensasi yang
berbeda. Lanjut kita main Graviton, kita masuk kaya semacam ruangan seperti
ufo, lama-lama badan kita bisa nempel ditembok, lalu temboknya bisa naik turun.
Entahlah ini menurut saya permainan yang aneh Cuma bikin pusing aja, Hahahaha….
Lanjut kita naik Alibaba, semacam seperti ombak
persi kecil, saking kecilnya saya merasa ga muat naik ini. Rasanya ga ada
serem-seremnya hahahaha. Untuk yang eneg’an kaya Cerar bisa nunggu liatin kita
main bareng Ms Lydia. Lalu kita main Disco bumper car, sayangnya Cuma bisa main
sekali padahal main ini enaknya rame-rame bisa tabrak-tabrakan. Dhea dan Oik
juga sempat nyobain Rodeo, kalo saya si ga pede main ini diliat orang-orang. Lanjut
kita ke Joy Land disini semacam seperti banyak permainan ketangkasan. Yang
untuk memainkannya kita perlu beli koin dulu. Banyak anak cowo yang betah main
disini ogah pindah. Dan kita mulai terpisah berkelompok.
|
Yuhuuu ..... |
|
Mainan bocah ini mah |
|
Apa si Oik |
Kalo rombongan saya bersama Ms Lydia, Fazsa dan
Anin, kita si pengen coba semua permainan disini. Kita coba sepeda udara,
anak-anak yang lain sepertinya tidak tertarik main ini karena memang antriannya
juga cukup panjang. Tapi saya penasaran pengen coba sensasi liat BNS dari
ketinggian sekalian mengamati kawasan mana yang belum kita datangi. Setelah
dari sepeda udara rata-rata anak-anak sedang mengantri untuk cinema 4D.
Untungnya disini ngantrinya juga agak lama jadi saya bisa bersatu dengan
rombongan lainnya. Lanjut dari 4D kita sudah janjian akan ke rumah hantu. Ada 2
jenis rumah hantu ada yang berburu hantu, disini kita kaya semacam naik kereta
nanti tembak-tembakin hantunya yang ke-2 rumah hantu yang kita jalan kaki
menyelusuri lorong-lorong hantu. Udah zipper duluan sebelum masuk ternyata
tidak seseram ketika di Jatim Park. Yang ada di dalam kita berisik karena
becanda.
|
Mainnya si gini doang, ngantrinya lumayan juga |
|
Gaya apa lah ini |
|
diujung jurang |
|
Terjun uang |
Keluar dari rumah hantu langsung berhadapan dengan
trick art gallery, Tidak lupa anak-anak yang banyak gaya ini mencoba semua
gambar yang ada di dalam dengan berbagai gaya dan ekspresi yang lucu-lucu.
Dasar ya anaknya Ms Eka banyak gaya banget.
|
Formasi lengkap |
|
Add caption |
|
Gaya mu toh nak |
|
suka warna-warnanya |
Tidak lengkap rasanya klo ke BNS tidak ke Lampion
Garden, salah satu yang paling iconic dari BNS. Indah sekali disini dengan
berbagai bentuk dan ukuran lampion warna warni. Seperti biasa jangan lupa juga
untuk foto-foto.
Di saat muter-muter BNS, anak-anak cowo
melihat Go Kart, langsung deh mereka
semua mau main ini katanya mau balapan. Langsung deh mereka ber-6 terjun ke
arena. Untuk Go Kart ini misah ya bayarnya. 1 Go Kart harganya Rp 50.000,
bermain 3 puteran. Kita si Cewek-cewek dipinggir aja menyemangati mereka.
|
Cie Sok-sok balapan |
Sebelum pulang kita harus coba permainan yang paling
dahsyat disini menurut saya yaitu Mega Mix. Ketika mau main ini pengunjung
mulai agak sepi jadi worry klo rombongan kita diperbolehkan main ini apalagi
ada beberapa orang yang ga mau join. Ini satu-satunya permainan yang bikin saya
deg-degan, karena diputer-puter dan ada kalanya kepala ada dibawah, satu hal
yang paling saya khawatirkan yaitu baju saya merosot atau kerudung copot
Hahahaha. Ini permainan penutup yang sempurna.
Sambil nunggu ngumpul semua dan istirahat, kita
ditawari oleh petugas untuk naik sepeda gila. Yang mau naik ini hanya Fazsa,
Dira dan Ename. Awalnya si keliatan biasa aja kaya enak gitu, tapi lama-lama
itu sepeda nyeremin juga ya bisa muter 3600 dengan kecepatan penuh.
Ihh … urung niat saya mau naik gituan.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan hampir tengah
malam, saatnya kita meninggalkan BNS cari makan malam. Saking asiknya main kita
sampai lupa klo belum makan malam. Asiknya memakai semi agent travel gini, kita
sendiri yang menentukan waktunya, jadi suka-suka mau main berapa lama. Dan kami
merasa bahagia banget karena sudah beberapa hari ini kita main bareng sampai
tengah malam, tanpa ada orang tua yang nyuruh kita pulang. Hehehehehe…
Untuk makan kali ini kita kembali ke kawasana
sekitar alun-alun Kota Batu. Jalanan sudah mulai sepi tapi tidak disini,
warung-warung tenda masih menjajakan dagangannya. Setelah jalan kesana kesini
kita memutuskan ke warung tenda yang kira-kira menjual menu beragam agar
anak-anak bisa memiliki banyak pilihan makanan. Lagi-lagi kebanyakan anak-anak
makan ayam goreng kampong, ada juga bebek goreng, Klo Ms Lydia lebih milih
udang gimbal, klo saya pilih pecel lele yang ternyata lelenya dikasih 2 ekor. Ada
makanan aneh namanya usus GT, baru tau, karena penasaran saya pesan 1 untuk
dimakan bersama-sama.Ternyata usus GT itu usus ayam yang digoreng bentuknya
seperti telur dadar dan di campur telur. Awalnya anak-anak yang ceng-cengin
saya mesen usus GT malah suka, dan kami memesan 1 porsi lagi. Untuk harga
makanan sekitar Rp. 24.000 - Rp 26.000, belum termasuk nasi Rp 6.000,-. Untuk
minumannya sendiri paling murah teh tawar Rp 2.000, sampai sogem seharga Rp
12.000,-.
Selesai makan bersama berakhir perjalanan kita
dihari ini, saatnya menuju penginapan untuk istirahat dan tinggal 1 hari lagi
perjalanan kita. Jangan lupa dibaca untuk perjalanan hari terakhir kita di
Malang.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus