Langsung ke konten utama

Fieldtrip Sosial 8 Adventurer di Desa Wisata Kampung Tajur, Pasanggrahan Purwakarta Jawa Barat 2015

Untuk fieldtrip ke-2 kelas 8 Adventurer yang bertemakan sosial, yang ditunjuk sebagai ketuanya adalah Ms. Ella. Jadi saya tidak terlalu ikut pusing dalam mencari lokasi dan lain-lain. Cukup membantu-bantu saja jika dibutuhkan hehehhehe. Ms. Ella mengajukan tujuan fieldtrip ke Desa Tajur di Purwakarta. Selain karena desanya yang masih khas kebudayaan dan kehidupannyannya yang memang masih tradisonal, desa ini juga memang sudah biasa didatangi sekolah-sekolah, entah itu pengabdian desa, fieldtrip atau kegiatan-kegiatan lainnya. Selain itu Ms. Ella juga memiliki channel saudaranya, agar memudahkan kami untuk komunikasi pra-acara. Beberapa bulan sebelum keberangkatan Ms. Ella sempat observasi langsung ke desa ini, melihat rumah-rumah yang akan kami  jadikan penginapan dan keperluan-keperluan lainnya yang perlu kami siapkan.


Sarana transportasi yang kami gunakan, kembali kami percayakan kepada agen bus Asbojaya, yang sebelumnya pernah kami pakai di fieldtrip tahun lalu ketika kami ke Desa Sawarna. Sayang sekali pelayanan kali ini tidak sememuaskan sebelumnya. Sempet schok ketika pagi-pagi datang liat keadaan bus'nya. Bus yang dateng kondisi baik luar dan dalamnya cukup mengecewakan, ternyata dengan alasan bus sedang penuh banyak yang dipakai, maka kami memakai bus lain partnernya asbojaya. Sudah saya duga, pasti parents banyak yang komplain dan ternyata benar Huwaahhhh . . . .

Foto dulu sebelum berangkat

Anak-anak diminta sudah berkumpul di sekolah pkl. 06.00, sesampainya di sekolah anak-anak sudah siap semua, kecuali Anin yang mendadak sakit jadi tidak bisa join kami deh, sayang sekali memang.Setelah memastikan semua barang-barang masuk bus, pamitan sama parents dan foto-foto dulu sebelum berangkat, jam setengah 7an kami berangkat.

Karena keberangkatan kami dihari senin, jadi kami sempat kena macet di tol dalam kota, setelah itu jalanan cukup lancar, Lama-lama kami di dalam bus merasa makin panas, ternyata AC mobilnya mati. Astagaa....... kami sempat melipir beberapa menit menunggu AC agar kembali menyala. Untuk menuju Desa Tajur, dari Jakarta kita melalui tol Cikampek menuju ke Bandung (tol Cipularang) keluar di pintul tol waduk jatiluhur, ikuti jalan sampai dipertigaan sawit menuju darangdan. Sebelum sampai pasar ada linmas yang sudah menunggu kami menjadi pemandu jalan, berikutnya tinggal ngikutin Pak Linmas aja deh.
Sambil nunggu foto-foto dulu aja lah

Keep happy

Akhirnya setelah kurang lebih 3 jam di jalan kami sampai juga di kelurahan, untuk perjalanan selanjutnya bus tidak bisa masuk, karena jalannya yang cukup kecil, masih terjal plus belum di aspal. Di depan keluarahan sudah menunggu mobil pick up menjemput kami, tapi guru-guru memutuskan mobil pick up hanya digunakan untuk mengangkut barang-barang bawaan saja. Anak-anak masuk ke dalam desa jalan kaki. Oh iya .. . . Harga Sewa pick up 100rb.

Sudah sampai di depan Desa Tajur

Tracking pun di mulai, dari kelurahan ke Desa jaraknya 3 Km, dengan kontur jalan naik turun dan agak berbatu. Untung mereka sudah terlatih ketika di Sawarna dulu, jadi Jalan seperti ini sudah tidak ada apa-apanya hehehe.Makin memasuki desa Tajur makin berasa hawa-hawa sejuk dan mulai terlihat hamparan sawah berikut sungainya yang masih jernih.




Setelah hampir 20 menitan kita jalan kaki, sampailah kita di rumah Dinas Kepala Desa. Rumah-rumah disini bentuk masih sangat tradisional berupa rumah panggung, berbilik bambu dan lantainya pun masih kayu. Karena jumlah anak-anak kami hanya 13 orang plus guru yang hanya 5 orang jadi kami menyewa 1 rumah kepala desa saja. Biasanya anak sekolah yang datang ke sini akan tinggal di rumah-rumah warga yang memang sudah terbiasa dijadikan homestay. Rumah dinas kades kami sewa 2 hari 1 malam dengan harga Rp.500.000,00. Dari info yang saya dapat jika ingin menginap di rumah warga harganya Rp.300.000,00. Rumah Kades terdiri dari 2 kamar tidur besar dan 1 kamar tidur kecil. 1 kamar tidur kecil untuk guru dan sisanya dibagi untuk kamar putra dan putri begitupun dengan toiletnya yang cukup besar ada 2.

Pengarahan dan ngemil makanan khas purwakarta

Sesampainya di rumah Kades setelah memasukan barang-barang ke kamar masing-masing, welcome drink sudah tersedia teh manis anget plus makanan tradisional seperti uli goreng, ubi rebus, singkong rebus dan pisang rebus. Sambil menikmati makanan ringan, kami panitia guru membacakan jadwal kegiatan selama disini berikut dengan peraturan yang harus mereka patuhi.

Selama di Purwakarta sebenarnya kami sudah menyewa ibu-ibu PKK untuk memasak makanan untuk kami selama disana. Tetapi karena memang tujuan utama fieldtrip kali ini untuk lebih memandirikan mereka, maka kami tetap membuat jadwal perkelompok untuk memasak makanan, menyiapkan makan, membereskan setelah makan dan mencuci piring setelah makan. Walaupun mereka agak riweh karena tidak biasa mengejakan pekerjaan rumah sendiri tetapi mereka justru merasa seru bisa mengerjakan pekerjaan sehari-hari sendiri.

Cuci piringnya yang bersih ya ga usah berebutan

Di taruh ditempatnya ya

Tidak lama kemudian makan siang sudah siap. Untuk makan siang seharga 13.000/orang dan menunya bisa disesuaikan dengan selera. Yang pasti saya sudah hapal sekali dengan kesukaan anak-anak saya yaitu harus ada ayam dan tidak terlalu suka sama sayur dan rata-rata tidak suka pedas. Jadi untuk menu makan siang kali ini adalah ayam goreng, sop bakso, tempe-tahu goreng, emping dan sambelnya dipisah. Alhamdullilah walaupun menunya sederhana tetapi karena makannya sama-sama plus cuaca purwakarta yang dingin membuat kita lahap untuk makan.

Makan di luar lebih enak
Setelah makan dan membereskannya, sudah waktunya sholat Dzuhur untuk muslim, tidak jauh dari home stay kami ada musholah, jadi untuk sholat anak-anak bisa langsung ke mushola untuk sholat berjamaah. Kegiatan berikutnya adalah mencari data sosial di Desa Tajur perkelompok, Sebelum berangkat menunaikan tugasnya kami membriefing dulu, bagaimana cara mewawancarai orang dengan baik. 8 Adenturer dibagi menjadi 3 kelompok dengan setiap kelompok mendapatkan tema yang berbeda ada yang mencari mengenai keadaan pendidikan, kesehatan dan pendapatan masyarakat.



Ketauan ya Andira malah jajan bukan bantuin temennya hehehe

ini kok yang diwawancara malah tukang jualan

Orang lagi jalan pun di jegat

Sambil mengawasi anak-anak yang sedang melakukan wawancara, saya jalan-jalan menyusuri desa. Dibeberapa rumah ada tulisannya home stay. Ternyata memang mereka sudah terbiasa menerima pelajar/mahasiswa yang biasa melaksanakan PKL atau fieldtrip ke Desa Tajur, terutama untuk rumah-rumah yang masih mempertahankan arsitektur tradisionalnya. Tiba-tiba saya kehilangan jejak anak-anak, Ya sudah saya menunggu dipersimpangan sambil jajan siomay dan telur gulung hehehehe. Tidak lama kemudian anak-anak malah ikutan pada jajan telur gulung.


Sambil menunggu sore untuk belajar kelompok bersama anak-anak desa, mereka diberikan waktu bebas, tetapi tidak boleh main terlalu jauh dari home stay. Ada yang sekedar mengobrol, selfie, becanda atau seperti saya dan anak-anak cowok main jiplek sedangkan yang lain menyaksikan dan menertawakan kami yang main jika mengalami kesalahan.




Waktu di Desa Tajur terasa sangat cepat sekali, apalagi dengan kondisi cuaca yang sejuk jadi tidak ada perbedaan yang drastis antara pagi, siang dan sore, semua terasa adem. Tiba-tiba waktu sudah memasuki Ashar, setelah Sholat Ashar kami bersiap-siap untuk ke kegiatan berikutnya yaitu mengajarkan anak-anak Desa Tajur bahasa asing yang sudah dikuasai yaitu bahasa Inggris dan Mandarin. Untuk mengumpulkan anak-anak dibalai desa kami dibantu oleh Pak RT yang sudah memberitahukan warganya yang memiliki anak diusia SD untuk menuju balai desa. Agar anak-anak lebih tertarik lagi untuk datang, saya menyuruh anak-anak sharing makanan yang mereka bawa, agar anak-anak lebih betah lagi untuk belajar. Rata-rata anak-anak di Desa Tajur orangnya pemalu terhadap orang asing, butuh pendekatan ekstrak agar kita bisa cepat akrab.

Games perkenalan dulu untuk mencairkan suasana
Kelompok Dira dkk kelas 3-4, belajar english


Kelompok Fazsa dkk, kelas 5-6 belajar mandarin


Kelompok Oik dkk kelas 1-2 dan prascholl belajar english
Untuk mencairkan suasana dan menjalin keakraban, sebelum belajar kami bermain game perkenalan english yang biasa dimainkan anak-anak TK Tuglo. Untunglah anak-anak saya tipenya mudah membaur dan bisa merangkul anak-anak desa Tajur, jadi mereka mudah dekat. Setelah itu mereka sendiri yang menbagi anak-anak menjadi 3 kategori, yaitu anak pra sekolah dan anak kls 1-2 SD belajar english bersama Rafli, Oik, Cerar dan Dhea, mereka lebih belajar mengenai bilangan in english dan nama-nama anggota tubuh in english, untuk anak-anak kelas 3 dan 4 bersama Yoan, Andira, Jason dan Farrel mereka belajar percakapan simpel sehari-hari, untuk kelas yang cukup besar yaitu kelas 5-6 SD bersama kelompok Fazsa, Earon, Athaa dan Ename mereka mempelajari bahasa mandarin berikut dengan penulisannya. Siswa SMP Tunas Global terlihat sangat mendalami peran mereka sebagai guru, mereka terlihat serius dan sabar mengajarkan anak-anak.




Setelah dirasa cukup untuk belajarnya, sekarang saatnya mengajak anak-anak untuk bermain bersama, tetapi sebelumnya kita wefie dulu, ya ampun perasaan mereka baru aja ketemu tapi rasanya sudah mulai akrab sekali mereka. Permainan yang akan dimainkan yaitu permainan ular dan buntut. Jadi yang bagian kepala harus mengambil orang yang ada di buntut, sedangkan yang dibuntut sebisa mungkin menghindari kepala. Seru banget memainkan ini di lapangan di sore hari, membuat anak-anak jadi mengerakan tubuhnya.




Lagi-lagi waktu terasa berjalan cepat, tiba-tiba sudah sore saja, kami harus mengakhiri keseruan bermain ini. Di wajah anak-anak Desa Tajur pun terlihat masih menginginkan untuk bermain bersama-sama. Untuk ucapan terimakasih kami hanya bisa memberikan mereka minuman dingin penyegar dahaga setelah bermain yang cukup berkeringatan. Untuk anak-anak SMP saatnya mereka membersihkan diri, bersiap untuk ibadah magrib dan menyiapkan makan malam. Untuk mandi mereka sudah tidak berebutan lagi karena kami sudah membuatkan jadwalnya. Untuk teman-teman yang kebagian masak makanan malam punn sudah bekerja tanpa disuruh lagi. Sedangkan yang lainnya boleh beristirahat sambil menunggu makanan siap.

Masaknya yang enak ya dir
Yang ngipasin nasinya sampe 2 orang gitu
Antara ngebantu dan ngeribetin
Menu makan malam adalah ayam opor, tempe tahu, kerupuk udang, sayur tumis toge dan naget sosis yang merupakan bawaan dari mama Cerar 1 box, Di saat kami pengen makan tiba-tiba ada ancident Dira yang membawa 1 nampan penuh tumis toge tiba-tiba tersandung dan jatuh berantakan tumisnya tidak bisa dimakan lagi, sayang banget si ngeliatnya. Setelah anak-anak makan dan membereskannya. Sekarang waktunya sesi sharing mengenai kegiatan mereka hari ini. Terutama mereka harus melaporkan analisa hasil wawancara tadi siang. Setiap kelompok memaparkan analisanya. Walaupun waktu belum terlalu larut malam tetapi terlihat dari mata mereka sudah lelah ingin segera tidur, apalagi kondisi suhu di Desa Tajur pada malam hari sangatlah dingin, anak-anak mulai memakai jaket dan kaus kaki. Ada untungnya kami tidur bejube jadi lebih terasa hangat. Untuk anak-anak cowo sebagiannya lagi tidur di ruang tengah karena mencari yang lebih luas lagi.

Andira dan Yoan sudah membentuk kepompong
Ternyata tidur malam tidak sedamai seperti yang saya pikirkan, semakin malam udara semakin turun suhunya, saya yang tidak kebagian tidur di kasur plus yang ga tahan dingin, tidak bisa tidur karena merasa udara dingin mulai menjalar di seluruh tubuh. Saya lihat anak-anak mulai tertidur pulas. Tapi mereka sadari saya ambil batalnya 1-1 untuk saya jadikan alas tidur hahahaha. Tidak lama saya bisa tertidur, ternyata boys diluar sana berisik sekali, mulai dari mereka yang merasa tiba-tiba lapar ditengah malam dan ingin menyeduh makanan atau minuman hangat, lalu tiba-tiba mereka teriak-teriak plus lompat-lompat karena ada kucing lewat sambil membawa tikus, dan tidak lama kemudian mereka dihebohkan dengan kelelawar yang masuk ke dalam rumah. Ya ampun boys semua orang tidak ada yang bisa tidur nyenyak, ditambah lagi mereka sepertinya energinya tidak ada habisnya untuk becanda.

Tiba-tiba fajar sudah menyingsing, saatnya membangunkan mereka semua untuk siap-siap sholat Subuh, setelah itu menyiapkan sarapan pagi. Untuk menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng dengan telor ceplok plus sosis dan nuget kembali. Untuk harga sarapan Rp. 8000/orang. Setiap anak diwajibkan mengisi perutnya dengan cukup karena kita akan tracking menyelusuri desa.




Inilah sebenarnya kegiatan yang paling ditunggu-tunggu olah anak-anak yaitu tracking. Dari kemarin mereka memang sudah menanyakan mengenai kegiatan ini. Setelah mereka mempersiapkan barang-barang yang sekiranya dibutuhkan saat tracking, jam 07.00 kita sudah siap-siap. Untuk menghindari ada yang cidera diperjalanan ada baiknya kita pemanasan otot-otot dulu sebelum jalan. Yang akan menjadi guide kita hari ini adalah Pak RT.

Peregangan dulu ya
Perjalanan pun dimulai, kami menyusuri pematang sawah yang sebagian besar mulai menguning, melewati jalan setapak di kebun dengan sesekali kita mendengar penjelasan dari pak RT mengenai vegetasi yang kami temukan. Cuaca hari inipun cukup bersahabat, karena kami berjalan dipagi hari jadi tubuh kami terkena sinar matahari yang masih mengandung vitamin D dan udara pun sangat bersih, karena sejuk jadi kami tidak merasa kegerahan. Tidak lupa pula menyapa warga yang sudah mulai bekerja dari pagi-pagi. Subhanallah sekali saya baru engeh klo Desa Tajur ini sebenarnya dikelilingi oleh perbukitan, Indah sekali pemandangan, antara padi yang menguning dan bukit yang menghijau. Tujuan pertama kami kali ini adalah tempat pembuatan gula aren.

Jalannya hati-hati ya

Langit cerah ceria

berpose di sawah yang berundak-undak

Sesampai ditempat pengolah gula aren, ternyata bapak pengumpul aren belum kembali dari mengumpulkan aren. Sambil menunggu kami istirahat dan main didekat sungai sambil foto-foto. Sekitar jam 08.00an Bapak yang mengumpulkan aren kembali dengan membawa 2 kayu penuh berisi aren. Setelah Pak RT menjelaskan maksud kedatangan kami. Kami dipersilahkan masuk ke dalam gubuk yang memang khusus dibuat untuk pengolahan gula aren untuk melihat proses pembuatan gula aren secara tradisional. Sambil menunggu bapak menyiapkan tungku untuk memasak gula aren, kami diberikan segelas sari aren untuk dicoba. Hmmmm . . . . . rasanya manis sekali. Sayang sekali di gelas yang kami minum ada bekas pembakaran jadi aren yang kami rasakan ada rasa sangit pembakaran hehehehe. Mulailah bapaknya menyalakan tungku yang masih menggukan kayu bakar, asap langsung menyelubungi semua ruangan. Anak-anak mulai batuk-batuk ada yang matanya berair. Tapi mereka tetap mau didalam menahan semuanya karena penasaran dengan pengolah gula aren sambil sesekali bertanya-tanya. ternyata untuk mengolah gula aren diperlukan waktu yang cukup lama sekali lebih dari 5 jam sambil diaduk terus. Setelah merasa puas melihat prosesnya kami tidak lupa membeli gula aren asli dari sini sebagai oleh-oleh, Gula arennya lebih enak loh daripada beli yang diwarung-warung.

dicoba gula arennya, enak loh

Dira mulai kepo

Cuma pada ngeliatin engga bantuin

Memasak gula aren yang baru dipanen

Setelah berpamitan dengan bapak pembuat aren yang bersedia kami repotkan, Pak RT sebagai guide kami sudah menjanjikan klo kita akan main di sungai, tambah bersemangat lah anak-anak, tidak jauh dari gubuk aren ada sungai yang airnya jernih sekali bebas dari segala limbah dengan banyak bebatuan yang cukup besar tempat yang sangat cocok untuk kami bermain air. Baru juga nyampe, mereka sudah menyeburkan diri di sungai tanpa dikomando. Sayang sekali saya tidak bisa nyebur seluruh badan kaya mereka. Yasudah seperti biasa, justru ini momen saya mengabadikan keceriaan mereka. Ya ampun anak-anak saya memang deh ga bisa liat air jernih gini nganggur langsung pada seru-seruan sendiri. 
sekali-kali gurunya juga di ekspos ya


Basah Semuanya

Nyantai berasa di Pantai

Seperti biasa klo mereka sudah main air agak susah disuruh udahannya padahal tangan mereka sudah pada keriput plus bibirnya sudah pada biru. Setelah dijanjikan klo kita nanti main lagi di air terjun yang sebelumnya kita lewati baru deh pada mau naik. Pulangnya jalanan yang kami lewati tidak semulus pas berangkat. Karena jalan yang kita ambil adalah menyelusuri bibir sungai, sampai sendal Athaa aja putus hehehehe . . . . . Tapi jalanan pulang lebih asik dan menantang apalagi dengan badan kami yang sudah basah semua. Diperjalanan pulang kami bertemu dengan warga yang sedang membersihkan jerami dan mengebuk padi (memisahkan padi dari batangnya, ga tau nama istilahnya apa hehehehe). Setelah Pak RT bicara kami dipersilhakan ikut membantu. Anak-anak malah dengan senang hati gotong royong membantu Pak Petani.




Selesai membantu Pak petani, kami langsung pulang menyelusuri jalan yang tadi kami lewati untuk menuju air terjun. Air terjunnya tidak besar si tapi lumayanlah sekedar untuk main-main.


Di tengah perjalanan pun kami bertemu dengan beberapa petani yang sedang menandur padi, kami dipersilahkan untuk mencoba. Tetapi karena sebagian besar anak mungkin sudah merasa lelah, Hanya Ename dan Earon saja yang bersemangat mau mencoba praktek nandur sawah.


Sesampai dipenginapan setiap anak disuruh bergantian mandi segera apalagi dengan kondisi tubuh mereka yang basah, jadi kami menganjurkan untuk segera mandi. Tetapi jika ada yang mau melihat dan mencoba membuat rengginang asli kampung Tajur bisa ikut Ms. Ella. Hanya Rafli dan Ename yang bersemangat sepertinya hehehehe. Yang lain lebih memilih istirahat sambil beli es serut duren.



Setelah semua selesai mandi, saatnya mengecek barang masing-masing, jangan sampai ada barang yang ketinggalan karena sekalian kita mau pulang jadi packing yang rapi. Sebelum jam makan siang, semua anak sudah mandi dan packing rapi untuk pulang. Kemudian kami makan siang dengan menu yang sama seperti makan siang yang kemarin yaitu ayam goreng, sop bakso, tahu tempe dan sambel. Makan terakhir di Purwakarta. Rata-rata anak-anak merasa berat meninggalkan Purwakarta, mereka ke enakan dan minta nambah 1 hari lagi, hehehehehe . . . . . .

Setelah berpamitan dengan Pak RT dan ibu-ibu yang sudah membantu kami menyiapkan makan selama di Purwakarta. Saatnya jalan kaki kembali menuju depan kantor desa. Perjalanan pulang kami pun ditemani bapak limas, karena sebelum pulang kami akan mampir ke pabrik pembuatan sagu dan tahu yang masih tradisional.





Pembuatan sagu masih berbahan dasar dari batang pohon aren yang diserut lalu diambil sarinya, diendapkan diambil endapannya lalu dikeringkan. Untuk pembuatan tahu pun masih produk rumahan, mereka tidak memproduksi dengan banyak. Setelah mampir ke pabrik sagu dan tahu kami lanjutkan perjalanan menuju sate maranggi, perasaan baru tadi makan dan sekarang makan lagi. Di Purwakarta kayanya makan mulu ya hahahaha. Di sate maranggi pun kami sudah order dari lama, jadi pas kami datang sudah tidak perlu menunggu lama lagi. Kebanyakan dari kami pun makan, nasi cuma sanggup porsi setengah.

Makan sate maranggi
 Setelah makan sate maranggi, berarti sudah selesai perjalanan kami di Purwakarta, tinggal singgah sekali lagi di tempat peristirahatan untuk sholat magrib. Perjalanan pulang pun tidak seramai seperti berangkat. Kebanyakan mulai sibuk dengan HP sendiri atau lebih memilih tidur seperti saya. Sampai di Tunas Global kira-kira jam setengah sepuluh. Berakhirlah fieldtrip terakhir buat angkatan 2013 ini. Semoga jadi kenangan yang selalu teringat oleh mereka.
Salam dari dandelion di Purwakarta

NB:
Harga lain-lain jika ke Purwakarta rombongan sekolah
- Jasa Linmas : Rp. 100.000,00
- Uang Kas Desa: Rp. 500.000,00 (Seharusnya Rp. 1.000.000,00 karena rombongannya cuma dikit jadi berkurang
- Penginapan 1 rumah: Rp. 500.000,00/malam
- Surat ijin pengantar melakukan kegiatan di Kelurahan: Rp. 600.000,00
- Paket makan siang: Rp. 13.000,00
- Paket sarapan: Rp. 8.000,00
- Pak RT sebagai guide: Rp. 100.000,00



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI BELAJAR

I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG                         Dalam setiap studi pendidikan dan penerapannya dilapangan, banyak ditemukan kendala dan berbagai macam permasalahan. Ditambah lagi pendidikan di indonesia menuntut peserta didik harus menguasai standar kopetensi yang telah ada. Banyak diantara mereka kesulitan dalam mencapai standar tersebut. Maka dari itu, dalam makala ini kami mencoba menelaah dan menganalisis pemasalahan permasalahan yang menjadi kendala bagi peserta didik, terutama kondisi belajar. Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul, dan memberikan solusi yang tepat dalam penerapannya di dunia nyata. Pemilihan tema ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban kami untuk membuat makalah ini dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. 1.2 TUJUAN                         Pemilihan tema ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar peserta didik, bagaimana

SUMBER BELAJAR

   BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani :   Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Keadaan ini diperparah p

penilaian alternatif

     BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang             Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif. Dan lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam setiap bidang studi.             Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa adanya standar yang digunakan sebagai   norma, penilaian kurang berarti. Untuk menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan, alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang terkontrol.             Penilaian itu bukan pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment. Interpretasi selalu menunjuk adanya perbandingan. Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan hukuman yang bersifat umu